KABUL (Arrahmah.id) – Juru bicara Imarah Islam Afghanistan (IIA), Zabiullah Mujahid, mengatakan bahwa larangan perjalanan yang ada terhadap para pemimpin Imarah Islam akan mempengaruhi hubungan pemerintah Afghanistan dengan negara-negara asing.
Mujahid mengatakan bahwa masalah ini akan menyebabkan ketidakpercayaan antara Afghanistan dan komunitas internasional.
“Kami berharap pembatasan yang diberlakukan terhadap para pejabat Imarah Islam akan segera dicabut. Hal ini akan meningkatkan efektivitas kedua lembaga dan negara-negara lain serta Afghanistan. Saya sebutkan sebelumnya bahwa pembatasan tidak membawa hasil apa pun, jadi mereka tidak boleh melanjutkan jalan yang gagal tanpa hasil,” kata Mujahid, seperti dilaporkan Tolo News (21/5/2023).
Pada Agustus 2022, Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan tentang apakah akan memperpanjang pengecualian perjalanan untuk 13 anggota IIA.
“Tidak adanya perpanjangan pengecualian larangan perjalanan karena pemerintah sementara tidak hanya gagal mengambil langkah-langkah untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan memastikan hak asasi manusia, tetapi dengan adanya larangan pekerja perempuan di PBB, mereka berbalik arah,” klaim Sayed Jawad Sijadi, seorang instruktur di sebuah universitas.
“Kami masih melihat bahwa setiap kali ada kebutuhan, Dewan Keamanan PBB mengizinkan (Amir Khan) Muttaqi untuk melakukan perjalanan ke Islamabad,” kata Bilal Fatimi, seorang analis hubungan internasional.
Sebelumnya, sebuah komite Dewan Keamanan PBB setuju untuk mengizinkan menteri luar negeri Amir Khan Muttaqi untuk melakukan perjalanan ke Pakistan dari Afghanistan, di mana ia bertemu dengan menteri luar negeri Pakistan dan Cina. (haninmazaya/arrahmah.id)