KABUL (Arrahmah.id) – Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan, mengatakan bahwa kunjungan delegasi Amerika ke Kabul merupakan langkah positif untuk meningkatkan hubungan kedua negara.
Dalam sebuah wawancara dengan Tolo News, Mujahid menambahkan bahwa pertemuan-pertemuan ini dapat menyampaikan keinginan-keinginan rakyat Afghanistan kepada Amerika Serikat dan mengurangi kekhawatiran-kekhawatiran pemerintah AS sebelumnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa alasan beberapa negara tidak mengakui Imarah Islam adalah karena perlakuan yang disengaja dan tidak benar terhadap Afghanistan, lansir Tolo News (21/3/2025).
Zabihullah Mujahid mengatakan: “Sebuah perkembangan baru telah terjadi di Amerika Serikat, dan pemerintah baru telah berkuasa. Niat Afghanistan harus disampaikan kepada mereka, dan mereka harus dibuat untuk memahami jalan apa yang diambil Afghanistan dan interaksi seperti apa yang diinginkannya. Mungkin pertemuan-pertemuan ini akan berguna dan kekhawatiran pemerintah baru AS akan teratasi.”
Menanggapi pertanyaan mengenai kabinet caretaker, juru bicara tersebut menyatakan bahwa meskipun pemerintah beroperasi dalam kapasitas caretaker, para pejabat saat ini memiliki otoritas penuh dan proses pemerintahan berlanjut secara normal.
Mengenai tidak adanya konstitusi di negara ini, ia menambahkan bahwa keputusan-keputusan saat ini diambil berdasarkan hukum-hukum Islam.
Mujahid mengatakan kepada Tolo News: “Hukum itu penting dan perlu di setiap negara, tetapi yang lebih penting adalah kita mencapai tahap itu. Saat ini, kami tidak menghadapi kekosongan hukum, karena Imarah Islam menyatakan sejak hari pertama bahwa mereka menerapkan Syariah Islam di negara ini.”
Lebih dari tiga tahun setelah pemerintahan Emirat Islam, nasib konstitusi dan kabinet caretaker masih belum jelas, dan belum ada negara yang mengakui Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)