KABUL (Arrahmah.id) – Juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Zabihullah Mujahid, menanggapi permintaan UNAMA untuk menghentikan penangkapan sewenang-wenang dengan mengatakan bahwa semua penangkapan dilakukan sesuai dengan hukum.
Mujahid menunjukkan bahwa penangkapan yang dilakukan tidak sewenang-wenang dan bahwa klaim yang dibuat oleh UNAMA patut dipertanyakan.
“Jika seseorang ditangkap berdasarkan informasi atau kecurigaan, mereka ditahan dan kemudian dibebaskan, yang berarti tidak ada yang mengalami ketidakadilan atau penganiayaan, jadi ini tidak benar,” kata Mujahid kepada Tolo News.
UNAMA di X mengatakan bahwa “penahanan sewenang-wenang yang terus berlanjut terhadap advokat pendidikan anak perempuan Afghanistan, Ahmad Fahim Azimi & Sadiqullah Afghan dan aktivis hak-hak perempuan Munizha Sediqi sejak bulan Oktober sangat mengkhawatirkan.”
“UNAMA mendesak diakhirinya penangkapan sewenang-wenang. Hak-hak atas keluarga, pengacara, perawatan, peradilan yang adil harus ditegakkan,” katanya.
Sementara itu, beberapa aktivis hak-hak perempuan meminta Imarah Islam Afghanistan untuk menyediakan lebih banyak fasilitas bagi perempuan di negara tersebut.
“Kami meminta mereka untuk memperhatikan pekerjaan perempuan. Apapun hukumnya, mereka harus mengumumkan bahwa menurut hukum ini, Anda dapat melakukan pekerjaan apa pun yang Anda inginkan,” kata Tafsir Siyaposh, seorang aktivis hak-hak perempuan.
“Saya meminta pemerintah Imarah Islam Afghanistan untuk membebaskan para pembela hak-hak perempuan dan pembela hak-hak pendidikan sesegera mungkin dan membiarkan mereka melanjutkan kegiatan mereka,” kata Hadis Shamal, seorang aktivis hak-hak perempuan lainnya.
Hal ini terjadi karena dalam kasus terbaru, setelah lebih dari tiga bulan ditahan, aktivis hak-hak perempuan Neda Parwani dan Zhulia Parsi dibebaskan dari tahanan Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)