KABUL (Arrahmah.id) – Juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Zabiullah Mujahid, mengatakan bahwa deportasi pengungsi Afghanistan oleh Pakistan baru-baru ini telah menurun dibandingkan dengan hari-hari awal ketika Pakistan mulai mengusir orang-orang Afghanistan yang tidak berdokumen dari negaranya pada awal November tahun lalu.
Menurut Mujahid, hampir 2.000 keluarga menyeberang ke Afghanistan setiap hari, yang menurutnya menunjukkan penurunan yang signifikan.
“Pada hari-hari dan pekan-pekan awal, jumlah orang yang dideportasi sangat tinggi. Bahkan mencapai 15.000 hingga 20.000 keluarga setiap harinya. Mereka datang melalui berbagai pintu, di mana kontrolnya sulit dilakukan. Proses ini menjadi lebih mudah setelahnya,” katanya.
Mujahid mengatakan bahwa para pejabat pemerintah Pakistan berjanji untuk tidak menekan para pengungsi Afghanistan.
“Janji yang telah mereka ucapkan sejauh ini adalah untuk tidak memberikan tekanan lagi, kami juga belum melihat adanya tekanan baru,” kata Mujahid, seperti dilansir Tolo News (3/1/2024).
Sementara itu, beberapa pengungsi Afghanistan di Pakistan menyatakan optimis bahwa pemerintah Pakistan telah mengurangi tekanan terhadap warga negara Afghanistan baru-baru ini.
“Proses deportasi paksa terhadap para pengungsi telah berkurang. Perlakuan Pakistan terhadap pengungsi yang berdokumen dan tidak berdokumen telah berkurang,” kata Atiqullah, seorang pengungsi Afghanistan di Pakistan.
“Harus ada pertemuan bersama untuk fasilitas yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat [pengungsi] dapat hidup sejahtera,” kata Mir Ahmad Rauf, kepala dewan pengungsi Afghanistan di Pakistan.
Pada Desember, Mujahid mengatakan bahwa sejak Oktober 2023, lebih dari 800.000 imigran Afghanistan telah kembali ke negara itu. (haninmazaya/arrahmah.id)