SURIAH (Arrahmah.com) – Ibnu Taimiyah Media Center (ITMC), sebuah unit media jihad, mengkonfirmasi gugurnya seorang mujahid Suriah asal Palestina, Hussein Othman Masarwa, pada Sabtu (12/4/2014). Dalam serangkaian tweet ITMC, yang dikenal selalu merilis pernyataan-pernyataan dari Dewan Syura Mujahidin di Wilayah Al-Quds, dinyatakan bahwa Hussein telah gugur beberapa hari sebelumnya di Suriah.
Serangkaian tweet tersebut belum menjelaskan bagaimana Hussein gugur dan dengan kelompok jihad mana dia berjuang. Menurut laporan pers, Hussein telah berada di Suriah selama sekitar dua tahun sebelum kesyahidannya, In Syaa Allah.
Hingga saat ini belum diketahui apakah Hussein Othman Masarwa, yang berasal dari Tayibe, ada hubungannya dengan Hikmat Masarwa yang juga berasal dari Tayibe atau tidak. Pada April 2013, Hikmat Masrawa ditangkap setelah kembali dari Suriah, di mana pemerintah “Israel” mengatakan dia telah menerima pelatihan militer dari para anggota pejuang Suriah.
Menurut beberapa laporan, Hikmat telah menerima pelatihan dari pejuang jihad global. Pada Juli 2013, Hikmat, yang mengatakan dia telah pergi ke Suriah untuk mencari saudaranya, mengajukan pembelaan.
Informasi akurat mengenai jumlah mujahidin Palestina yang berjuang atau telah berjuang dalam perang Suriah hingga kini masih sulit diperoleh. Menurut sebuah laporan, jumlah mereka berkisar antara 15 dan 20 mujahidin. Pada bulan Februari, Abd Al-Kadr Altaleh, seorang mujahid asal Palestina yang juga berasal dari Tayibe yang diduduki, dihukum karena pergi ke Suriah dan bergabung dengan Mujahidin Jabhah Nushrah.
Pada September lalu, laporan pers dan jihad mengatakan bahwa Mueid Juma’a, seorang mujahid Palestina yang berperang bersama Mujahidin Jabhah Nushrah, telah gugur dalam pertempuran di Suriah. Namun pada bulan Oktober, sejumlah laporan kemudian menyatakan bahwa ada kemungkinan Mueid masih hidup.
Shin Bet telah memperingatkan pada sejumlah kesempatan sejak pertempuran dimulai di Suriah bahwa pihak berwenang “takut mereka [mujahidin Palestina] akan dimanfaatkan oleh ‘teroris’ [di Suriah], baik sebagai sumber informasi tentang target-target di ‘Israel’, maupun untuk melaksanakan operasi militer melawan Israel.” (banan/arrahmah.com)