JAKARTA (Arrahmah.com) – Kendati mengutuk keras agresi Israel ke Kota Gaza Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak merekomendasikan untuk berjihad di Palestina. MUI hanya mengimbau masyarakat menggalang solidaritas terhadap nasib rakyat Palestina dengan menghimpun dana serta mengadakan doa bersama dan qunut nazilah.
“MUI mengutuk dan mengecam keras aksi biadab Israel terhadap rakyat Palestina. Apa yang dilakukan Israel sangat biadab. Terlepas ada urusan agama atau tidak, mereka yang memiliki hati nurani pasti akan menolak apa yang diperbuat Israel itu,” tandas Ketua MUI KH Umar Shihab dalam jumpa pers reflleksi akhir tahun di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (30/12).
Aksi yang dilakukan Israel sejak akhir pekan lalu dengan melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza mengundang kecaman keras berbagai pihak di dunia. Rentetan serangan Israel terakhir ke Jalur Gaza menewaskan ratusan warga Palestina.
Dalam kesempatan ini Umar Shihab didampingi Ketua MUI lainnya KH Cholil Ridwan dan Wakil Sekum MUI Welya Safitri. Umar Shihab melanjutkan MUI mendukung sikap pemerintah Indonesia yang telah mengecam keras tindakan kekejaman Israel serta memuji langkah kemanusiaan yang diambil pemerintah untuk mengirimkan bantuan dan obat-obatan bagi rakyat Palestina.
“MUI juga menghimbau negara-negara dan umat Islam di seluruh dunia untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan terutama dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi kekejaman Israel yang kerap membunuh rakyat Palestina secara biadab di luar batas perikemanusian,” tandas Umar Shihab.
Menurut dia, PBB harus membawa masalah ini ke Mahkamah Internasional dan mendesak semua pihak terkait untuk memberikan pengakuan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan rakyat, bangsa dan negara Palestina. “Tanpa pengakuan negara Palestina oleh PBB dan dunia internasional tidak akan dapat terwujud perdamaian yang sejati di bumi Timur Tengah,” cetusnya.
Menjawab pertanyaan tentang sejumlah pihak yang ingin berjihad ke Palestina, MUI sepertinya tidak memberikan rekomendasi tentang hal tersebut. Ketua MUI Cholil Ridwan, berpandangan keinginan tersebut tetap dihormati namun sebagai hak pribadi umat jika ingin berjihad ke Palestina. “Bagi yang ingin berjihad ke Palestina itu hak pribadi masing-masing,” kilahnya.
Ia berpendapat seharusnya warga yang ingin berjihad dikoordinir oleh negara. ” Namun karena negara ini bukan negara Islam, saya kira akan sulit,” pungkasnya. (Hanin Mazaya/Media Indonesia)