SOLO (Arrahmah.com) – Bertempat di Gedung Pusat Pemberdayaan Ekonomi Umat (PPEU) Semanggi Solo, Komisi Ukhuwah MUI mengadakan pertemuan dengan beberapa Elemen Islam di Surakarta. Hadir dari MUI Solo yaitu anggota Komisi Ukhuwah Ust. Ahmad Dahlan dan Ust. Joko Ekram. Beberapa elemen Islam hadir diantaranya Takmir Masjid Muhajirin, Masjid Al Anshor, Masjid Al Basyir, FKAM, JAT, LUIS, Fujamas dan Al Ishlah.
Acara ini berawal adanya inisiatif dari warga Gandekan yang di prakarsai oleh Lurah Gandekan Ibu Slemet Handayani untuk meminta maaf kepada Elemen Islam di Surakarta terkait insiden Gandekan. Hal ini disampaikan oleh Imam Masjid Muhajirin Ust. Supriyanto dihadapan forum. Namun demikian, permintaan maaf ini tidak mewakili kelompok preman yang dipimpin Iwan Walet.
Timbul pertanyaan dari forum ini, mengapa permintaan maaf ini tidak datang dari Iwan Walet atau kelompoknya yang telah membakar sepeda motor dan menganiaya beberapa warga dan jama’ah masjid? MUI maupun peserta menganggap bahwa warga tidak ada masalah dengan kelompok Muslim.
Adapun kesepakatan dalam forum ini adalah :
-
Warga Gandekan tidak perlu minta maaf, karena tidak dalam pihak yang konflik.
-
Meminta Kapolres Surakarta menindaklanjuti dan mengembangkan kasus ini, mengingat pelakunya yang baru ditahan hanya 2 orang saja, sementara pelaku lainnya diduga puluhan orang. Sudah 2 pekan pemeriksaan tidak ada perkembangan yang signifikan.
-
Gandekan harus bebas dari Pekat dan Premanisme.
-
MUI menunjuk Tim Pembela Muslim (TPM) untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
Semoga kota Solo bisa menjadi kota yang aman, nyaman dan tentram sebagaimana yang diharap-harapkan oleh elemen Umat Islam dan masyarakat. Dan tentunya hal tersebut tidak akan bisa terwujud kecuali kota Solo segera terlepas dan terbebas dari Pekat (penyakit masyarakat) dan para Preman serta aksi Premanisme yang selama ini telah meresahkan masyarakat. (bilal/FAI/arrahmah.com)