JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau agar umat Islam tak menggelar pesta berlebihan di malam tahun baru. Yang dimaksud pesta di sini yakni melakukan hal yang dilarang dan diharamkan agama atau maksiat.
“Ya supaya pesta jangan berlebihan, jangan melakukan hal yang dilarang agama dengan melakukan kemaksiatan, meminum minuman keras, berkelahi, dan sebagainya,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI),KH. Maruf Amin saat berbincang, Senin (31/12/2012).
Maruf juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan hal yang menimbulkan permusuhan dan melakukan tindakan yang menodai malam pergantian tahun.
“Dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Lebih baik malam tahun baru dengan itikaf atau berzikir di masjid,” terang Kiyai Maruf yang akan bermalam tahun baru bersama keluarga dengan acara keagamaan ini.
Dia juga menyampaikan ke pemerintah pusat dan daerah agar jangan sampai dana masyarakat dihambur-hamburkan percuma dalam menyambut tahun baru. Boleh bergembira tapi jangan berlebihan.
“Jangan menghabiskan dana dengan percuma. Jangan dibuang begitu saja untuk memuaskan pesta tahun baru,” urainya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, KH Miftah Faridl mengaku cemas karena perayan tahun baru masehi yang identik dengan hura-hura sudah menyerbu ke pelosok pedesaan.
“Adanya hiburan-hiburan di malam jelang tahun baru memang tidak dilarang, tapi hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat,” kata Kiai Miftah, Minggu (30/12).
Guru Besar Etika dan Humaniora ITB ini mencontohkan kegiatan bermanfaat bisa berupa pengajian, diskusi dan tenggang rasa terhadap saudara yang terkena musibah.
Islam, kata Kiai Miftah, memang tidak memberi bimbingan khusus dalam menyambut tahun baru. Namun, kegiatan bermanfaat seperti pengajian boleh jadi pilihan apik dibanding bersenang-senang ketika saudara yang lain sedang kesusahan.
“Masih banyak saudara-saudara korban banjir yang membutuhkan pertolongan kita. Tahun baru ini hendaknya dimanfaatkan untuk menjalin persaudaraan di antara sesama,” jelas ayah empat orang anak ini.
Menurutnya kegiatan muhasabah atau pengajian, bisa menjadi peluang menjaga tali persaudaraan yang kini sulit dilakukan.
“Momentum tahun baru harus jadi peluang persaudaraan yang agak mahal dilakukan dewasa ini,” tutupnya. (bilal/dbs/arrahmah.com)