JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas menilai tingkat kesenjangan sosial dan ekonomi semakin meningkat di era Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, hal itu dikarenakan kebijakan yang dikeluarkan kurang menyentuh masyarakat kalangan bawah.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah semakin terpinggirkannya kelompok usaha mikro dan ultra mikro.
Anwar menilai, dua kelas usaha tersebut selama ini kurang mendapat perhatian pendanaan dari perbankan. Sebab, selama ini fokus perbankan hanya kepada kelompok usaha besar, menengah dan kecil saja.
“Sehingga kesenjangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia semakin terjal dan meningkat setiap tahunnya. Hal itu sangat berbahaya karena berpotensi menggangu stabilitas kesatuan bangsa, ” ujar Buya Anwar, lansir MUI.or.id.
Buya mengungkapkan, kelompok usaha mikro dan ultra mikro mencapai angka 68 persen atau mencapai 63 juta pelaku usaha.
Bila kelompok ini diperhatikan, ujarnya, maka daya beli masyarakat secara agregat juga akan naik signifikan. .
“Perlu langkah afirmatif dari pemerintah berupa kebijakan yang lebih kuat agar mengubah situasi ini. Sehingga masyarakat lapis bawah bisa tertolong terutama mereka yang berada di kelompok usaha mikro dan ultra mikro. Pemerintah perlu mendampingi, membantu, memfasilitasi permodalan, proses produksi, pemasaran, sampai manajemen, ” ujar Buya.
Dengan adanya keberpihakan dan pendampingan usaha dari pemerintah, ia berharap nantinya bisa meningkatkan daya saing dari pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Sehingga ekonomi Indonesia secara keseluruhan akan semakin menggeliat dan berkembang.
(ameera/arrahmah.com)