PALANGKA RAYA (Arrahmah.id) – Kabar kurang mengenakan tersiar setelah salah satu hotel terbesar di Kota Palangka Raya berencana menggelar event ‘Oktoberfest’ yang identik dengan festival minuman keras dan budaya asing asal Jerman.
Penolakan datang dari berbagai pihak hingga protes keras terhadap event itu, lantaran juga dianggap bertolak belakang dengan akidah dan budaya masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng), apalagi saat ini memasuki tahapan tahun politik jelang Pemilu 2024.
“Kami mendengar hal itu dan kami menolak diadakannya acara semacam itu,” kata Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng, Bulkani kepada awak media, Jumat (1/9/2023).
Bulkani mengatakan, MUI Kalteng akan membahas persoalan tersebut. Bahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan pengurus MUI Kota Palangka Raya untuk menentukan sikap kedepannya.
“Secara konkret kita menolak. Namun apakah nanti akan memanggil pihak penyelenggara atau lainnya, kaka kita akan kami diskusikan,” tegasnya.
Dari sisi sosial budaya, lanjutnya, seharusnya pihak hotel dan semua elemen masyarakat berusaha mempertahankan budaya lokal yang dimiliki Indonesia. Apalagi sejauh ini pemerintah bersama sejumlah lembaga organisasi maupun kebudayaan sedang gencar-gencarnya melestarikan kebudayaan lokal.
“Bukan sebaliknya malah berupaya mempopulerkan budaya asing,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)