SOLO (Arrahmah.com) – Munculnya penolakan jenazah “teroris” yang berkembang di masyarakat, menyebabkan Tim Pembela Muslim (TPM) Jawa Tengah akan menghadap Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kedatangan ini untuk meminta fatwa mengenai penolakan jenazah.
“Fatwa mengenai pengurusan jenazah orang muslim bagaimana, terlepas dia tersangka teroris, koruptor maupun penjahat kelas kakap,” kata salah satu anggota tim TPM Jawa Tengah, Budi Kuswanto kepada VIVAnews di Solo, Jawa Tengah, Senin, 28 September 2009.
Budi mengatakan, di masyarakat sekarang ini timbul pro dan kontra pemakaman jenazah teroris. Oleh sebab itu, niat bertemu MUI ini diharapkan bisa mendapatkan fatwa yang terang mengenai penolakan jenazah.
Karena penolakan ini sudah marak berkembang. Bahkan, di Solo sendiri terjadi gesekan-gesekan antara yang pro dan kontra terhadap pemakaman jenazah teroris Susilo di Solo.
Budi menambahkan, beberapa hari lalu sempat terjadi penangkapan aktifis yang pro terhadap pemakaman jenazah teroris di Solo. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat.
“Kami berharap MUI bisa memberikan fatwa ataupun semacam rekomendasi berkaitan dengan jenazah, termasuk hak jenazah secara syari,” tegas Budi.
Fatwa tersebut, lanjut dia, bukan pada penolakan pemakaman tetapi yang jelas nanti terserah MUI, agar di masyarakat pada umumnya tidak timbul pro dan kontra terkait dengan jenazah pada umumnya.
“Terlebih pada pro kontra penolakan penguburan jenazah teroris,” jelas Budi. Menurut rencana, Budi dan anggota tim TPM Jawa Tengah lainnya siang ini akan mendatangi MUI Solo. (vivanews/arrahmah.com)