JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama ormas Islam menolak diselenggarakannya Festival Film Internasional tentang homoseksualitas dan lesbianisme.
Hal ini disampaikan oleh Ketua MUI Pusat KH.Ma’ruf Amin pada konferensi pers yang digelar MUI di kantornya Kamis siang (30/9) Jl.Proklamasi No.51 Menteng Jakarta pusat.
“Kami menolak pemutaran film tersebut, karena bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai budaya bangsa yang sangat menentang seks menyimpang,” kata Ma’ruf Amin.
Menurutnya, praktik homoseksualitas dan lesbianisme sangat bertentangan dengan hak azasi manusia yang diciptakan Allah dengan fitrah berpasang-pasangan yang berdasar ikatan perkawinan yang sah.
“Homoseksualitas tidak sesuai dengan fitrah, dan perkawinan sejenis hukumnya haram,” imbuh Ma’ruf Amin.
Selain menolak festival film tersebut, MUI juga menyatakan rasa penghargaannya kepada pemerintah yang sudah merespon festival film tersebut dengan tepat, yaitu melakukan pelarangan terhadap pemutarannya.
“Kami sangat apresiasi kepada pemerintah yang secara tegas menolak dan menghentikan festival film tersebut,” ungkap Ma’ruf.
MUI juga meminta LSF agar tidak membiarkan berlangsungnya festival film tersebut dan melakukan kerjanya dengan baik dengan memperhatikan nilai agama Islam dan agama lain yang menjunjung tinggi kearifan dan dan martabat kemanusiaan.
“MUI minta LSF menolak Festival tersebut, lalu lakukan seleksi dan sensor film dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai yang dijunjung bangsa,” tegas Ma’ruf Amin.
Menurut MUI, nilai budaya bangsa Indonesia dan hak azasi manusia tidak membenarkan adanya kebudayaan yang bebas dan nilai dasar budaya bangsa. Oleh sebab itu, MUI menghimbau kepada pemerintah/Negara asing dan perwakilannya agar menghargai kedaulatan NKRI dalam hal budaya serta mengimbau anak bangsa untuk menolak intervensi pihak asing dalam mengembangkan seni budaya yang bertentangan dengan konstitusi.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa kelompok film seperti Kineforum dan Ghoethe Institute bekerjasama dengan kelompok seni asing yang hendak mengadakan festival film dengan mengangkat seputar kehidupan kaum homoseksual dan lesbianisme di beberapa kota di Indonesia mendapat penolakan dan penentangan yang keras dari ormas Islam dan masyarakat Indonesia.
Acara konferensi pers yang berlangsung lancar dan penuh keakraban dihadiri pula oleh beberapa pengurus Pusat MUI dan wartawan dari berbagai macam media, baik cetak maupun elektronik. (hdytlh/arrahmah.com)