BOGOR (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor meminta Maulana, ustadz gadungan yang berceramah dalam program Islam itu Indah di sebuah televisi swasta untuk bertaubat kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala, atas pernyataannya tentang kepemimpinan dalam Islam.
“Tolong sampaikan kepada ustadz gadungan tersebut (Maulana-red) agar segera taubat dan membuat pernyataan di TV yang sama untuk mencabut ceramah ngawurnya tersebut dan meminta maaf kepada ummat Islam, sebelum Allah melaknat dia di akhir hayatnya atau Allah balikkan kepalanya jadi kaki, dan kakinya jadi kepala” kata ustadz Willyuddin A.R.Dhani Ketua Komisi Penelitian Dan Pengkajian Aliran Sesat MUI Kota Bogor. Selasa (10/11/2015), lansir Panjimas.com.
Lebih jauh ustadz Dhani menegaskan, pernyataan selebritis televisi yang dipanggil ustadz bernama Maulana di stasiun televisi hari Senin, (9/11/2015) lalu, kita jadi tahu dan semakin meyakinkan kaum muslimin bahwa ustadz tersebut adalah ustadz gadungan yang tidak mengerti dalil-dalil yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an tentang kepemimpinan.
Padahal masalah kepemimpinan dalam Islam langsung dijelaskan oleh Allah dalam Firman Nya lebih dari 5 ayat-ayat Nya dalam Al Qur’an. Sebut saja salah satu diantaranya ayat berikut ini.”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Al-Mā’idah: 51
Juga dalam lanjutan Firman-Nya yang lain
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” Al-Mā’idah:57
“Kalo dirujuk dari dua ayat tersebut saja sudah jelas kalau ustadz gadungan tersebut jarang dan bahkan mungkin tidak pernah baca Al Qur’an,” ujarnya.
Kias dan analogi ustadz Maulana tentang kepempinan dalam Islam digambarkan seperti pilot, jelas tidak nyambung dan semakin menggambarkan kejahilan dirinya terhadap masalah agama.
Sebelumnya Fanpage Facebook, Front Pembela Islam (FPI), mengecam Maulana dalam ceramahnya, pada Senin (9/11), pagi yang melontarkan sebuah pernyataan yang tidak sepantasnya terucap dari mulut seorang dai.
Saat menyinggung sebuah perkara kepemimpinan, pernyataan Maulana justru menabrak syariat Islam.
“Ah agamanya beda? kalau kita membahas kepemimpinan tidak usah bicara agama. Kepemimpinan itu tidak berbicara masalah agama. Jadi kau tidak mau naik pesawat kalau pilotnya agama lain? jadi berbicara seperti ini jangan ada black campaign,” ucap Maulana
Menyikapi hal tersebut, laman Fanpage FPI menyampaikan nasihat terbuka tentang haramnya memilih pemimpin kafir.
“Kita ingatkan secara terbuka kepada Ustad artis itu, bahwa memilih pemimpin Non Islam adalah diharamkan oleh Allah SWT:
Dalilnya:
“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kuffar menjadi wali/pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS Ali Imran : 28).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Maidah : 51).
“Adapun orang-orang yang kuffar, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS Al Anfal : 73) (azm/arrahmah.com)