JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengeluarkan sikap tegas terhadap tayangan televisi di bulan Ramadhan yang dinilai kurang memenuhi nilai-nilai edukasi dan keagamaan selama bulan ramadhan.
“Tim pemantau yang dibentuk pihak MUI sudah memberikan laporannya. Minggu depan kita akan umumkan penilaian akhir MUI seperti apa. Kita nilai setiap sepuluh hari,” kata Ketua Pengurus MUI Pusat Bidang Infokom Dr. H. Sinansari Ecip kepada MUIonline, di Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Menurut Sinansari, selama sepuluh hari pertama ramadhan, tim MUI sudah melakukan pemantauan dan penilaian. Hasil penilaian nantinya akan diumumkan ke publik minggu depan. MUI berharap agar pihak televisi bisa menerima semua masukan yang akan kita berikan. Sehingga senantiasa terjalin kerjasama yang baik diantara perusahaan pertelivian di Indonesia dengan pihak MUI yang merupakan kepanjangan dari kepentingan umat.
“Kita belum bisa bicara banyak. Nanti minggu depan saja. Yang jelas, menurut berbagai keluhan masyarakat, tayanmgan televisi selama sepuluh hari pertama ramadhan masih belum sesuai dengan harapan kita bersama. Masih banyak acara-acara yang kurang mendukung kekhusyuan ibadah. Masih banyak lawakan-lawakan yang terlalu berlebihan sehingga kurang mendidik, khususnya bagi anak-anak kita,” ujar mantan Wepemred HU Republika ini.
Sinansari menambahkan, semua persoalan nantinya akan bermuara kepada sejauh mana ketegasan sikap pihak KPI dalam merespons berbagai keluhan masyarakat ini. Sebagai pemegang kebijakan publik, tentunya kita berharap agar KPI bisa bersikap tegas terhadap berbagai persoalan yang menyangkut kemaslahatan umat. Kalau tidak, maka MUI akan menempuh jalur hukum dengan melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Sehingga masalahnya nanti menjadi delik aduan yang dalam ketentuan undang-undangnya bisa bersifat pidana.
“Ini semua kan untuk kepentingan kita semua, kepentingan umat. Kita ingin bulan Ramadhan tidak hanya dijadikan sebagai ajang main-main, lawakan dan akhirnya hanya untuk mendatangkan duit sebanyak-banyaknya. Kita kesampingkan dulu nilai komersial. Jangan sampai hanya untuk kepentingan bisnis, moral bangsa, khususnya anak-anak kita jadi rusak. Ramadhan ini kan kita jadikan ajang dan arena mendidik jiwa agar bertaqwa dan berakhlak mulia,” pungkas Sinansari mantan anggota KPI ini.
(azmuttaqin/arrahmah.com)