JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan pandemi COVID-19 nyata, bukan hasil konspirasi.
“Pandemi ini bukan ilusi, bukan konspirasi, tetapi realitas obyektif yang tidak hanya ditentang oleh Indonesia, tetapi juga oleh seluruh bangsa di berbagai negara,” kata Haedar melalui pengajian daring, dikutip Teropong Senayan (Ahad (12/7/2020).
Selain itu, lanjutnya, agar jangan berselisih yang tidak produktif hanya karena mempersoalkan konspirasi.
“Kita tidak berselisih untuk hal ini karena ada hal mendasar yang harus kita pahami bersama. Ini adalah konteks darurat pandemi. Ini adalah kondisi obyektif agar kita dapat lebih nyata,” jelasnya.
Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah sudah menggerakan sejumlah sumber dayanya untuk ikut membantu dalam penanganan COVID-19 seperti melalui layanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dimiliki.
“Jangan sebagai bagian Islam, kita menjadi bagian dari masalah atau menambah masalah. Kita harus jadi solusi. Saat ada musibah besar alhamdulillah Muhammadiyah mengambil langkah positif untuk memberi solusi itu. Agama dihadirkan untuk menjadi solusi,” tandasnya.
Muhammadiyah dalam ikut menanggulangi COVID-19, lanjutnya, mengkombinasikan penjagaan jiwa dan agama. Dalam menjaga jiwa dilakukan dengan mencegah penularan dan menanggulangi COVID-19.
Sementara penjagaan agama, kata dia, Muhammadiyah mengajak warganya untuk tetap menjauhi kerumunan meski itu seperti salat berjemaah di masa COVID-19 demi keselamatan bersama.
“Kita mencegah penularan. Menjaga satu nyawa atau hifzun nafs sama dengan seluruh nyawa, menjaga agama atau hifdzudin. Ini jangan dipertentangkan. Bukan tidak salat berjamaah dan salat di rumah itu tidak menjaga agama tapi ini sudah memiliki dasar pertimbangan syariah. Muhammadiyah berusaha hifdzudin dan hifdzunafs jangan dipertentangkan,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)