JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menganggap aneh terkait ucapan selamat hari raya Naw-Ruz 178 EB ke komunitas Baha’i dari Menteri Agama Yaqut Cholli Qoumas, karena bukan termasuk agama dan keyakinan resmi yang diakui pemerintah.
“Ya silakan saja merangkul semua, tapi kalau Kementerian Agama mengucapkan gitu, kan aneh. Departemen Agama kan nggak ada kelompok Baha’i itu. Beliau kan resmi pejabat negara,” kata Dadang kepada wartawan, Rabu (28/7/2021), lansir Detik.com.
Menurut Dadang, sebagai pejabat resmi pemerintah, Yaqut seharusnya disiplin mengikuti aturan yang ada. Dalam arti hanya mengucapkan kepada agama yang resmi diakui pemerintah.
Dadang juga mengaku khawatir akan ada kecemburuan dari keyakinan lain. Sebab, menurutnya, ada banyak keyakinan di Indonesia.
“Pejabat resmi pemerintah ya harus menurut pada aturan resmi pemerintah. Pemerintah kan baru mengakui enam agama. Kalau di luar itu kan repot, agama kan banyak ya,” terang Dadang.
“Bayangkan, akan mengucapkan hari raya pada Kaharingan, hari raya Sunda Wiwitan, semua agama disebutin. Saya kira harus disiplin saja ya bahwa agama yang sudah keluar undang-undangnya itu baru enam. Kalau semua mau diucapin selamat, lalu diakui dan nanti hari liburnya jadi habis setahun, karena hari raya semua agama, semua keyakinan,” lanjutnya.
Agama Baha’i menjadi sorotan publik usai Menteri Agama Yaqut Cholli Qoumas memberikan ucapan selamat hari raya ke komunitas tersebut.
Video pernyataan Yaqut terkait Baha’i itu diunggah di akun YouTube Baha’i Indonesia, pada 26 Maret 2021.
“Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Kepada saudaraku masyarakat Baha’i di mana pun berada, saya mengucapkan selamat merayakan hari raya Naw-Ruz 178 EB. Suatu hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah umat Baha’i menjadikan ibadah puasa selama 19 hari,” kata Yaqut.
Publik mempertanyakan alasan Yaqut memberikan ucapan selamat hari raya ke komunitas Baha’i. Beberapa juga menyinggung soal status Baha’i di Indonesia.
(ameera/arrahmah.com)