BEIJING (Arrahmah.com) – Menteri Urusan Administrasi Agama Republik Rakyat Cina, Wang Zuo An, menyampaikan ketertarikannya untuk bekerjasama dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini diungkapkan oleh Wang Zuo An, saat menerima kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir beserta rombongan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di gedung tua Kantor Urusan Agama Cina, di Beijing, pada Selasa (12/9/2008).
“Saya merasa terhormat bisa bertemu dan berdiskusi dengan Ketua Umum dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebab saya masih ingat ketika berkunjung ke Jakarta tahun 2010, saya melihat bagaimana kondisi keagamaan di Indonesia begitu damai dan harmoni. Saya ingin kondisi ini, bisa tercipta di negeri kami (Tiongkok). Apalagi, Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang memiliki andil besar dalam hal ini,” tutur Wang Zuo seperti dilansir situs resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id.
Wang Zuo mengaku sangat tertarik untuk dapat menjalin kerjasama dalam program keagamaan dan pendidikan dengan Muhammadiyah.
Menanggapi keinginan tersebut, Haedar Nashir merespon secara positif, bahwa Muhammadiyah sangat terbuka untuk kerjasama dalam bidang keagamaan.
Muhammadiyah menurut Haedar memiliki pengalaman yang panjang dalam membangun tradisi keagamaan dan mengelola ibadah haji.
“In syaa Allah, kami terbuka untuk bekerjasama dalam bidang keagamaan tersebut”, tutur Haedar.
Disamping itu, Haedar juga mengajak, adanya kerjasama dalam dunia pendidikan. Sebab Muhammadiyah memiliki 170 lebih perguruan tinggi, yang bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan di Cina.
“Selain soal keagamaan, Muhammadiyah terbuka untuk bekerjasama dalam urusan pendidikan. Walaupun saat ini, sudah ada beberapa mahasiswa Muhammadiyah maupun Cina yang saling belajar di Indonesia dan Cina, namun ini bisa diperkuat dengan tambahan berbagai program.
Menambahkan apa yang disampaikan oleh Haedar, Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y Tohari Ketua PP Muhammadiyah, mendorong dan mengusulkan juga agar adanya lembaga pendidikan bersama untuk memperkuat pengetahuan keagamaan dan umum.
“Sesuai dengan keinginan bapak menteri, barangkali, bisa pula dijajaki, untuk membuka lembaga pendidikan bersama, antara Muhammadiyah dan Tiongkok”, tutur Hajriyanto.
Beberapa pandangan kemitraan ini, sangat disambut baik oleh Menteri Urusan Agama Cina. Hanya saja, khusus mengenai pendirian lembaga pendidikan, Wang Zuo menyampaikan perlu diskusi terpisah dengan kementerian pendidikan terkait, karena tidak dibawah manajemen kementeriannya.
Akan tetapi, untuk pertukaran pelajar atau mahasiswa dalam belajar ilmu agama dan umum, Wang Zuo akan menindaklanjutinya dalam waktu dekat.
“Kami akan tindaklanjuti dalam waktu dekat, dan kementerian siap memberikan support maupun fasilitas nantinya,” ungkap Wang Zuo. (*/arrahmah.com)