LOMBOK (Arrahmah.com) – Sebanyak 399 unit dari target 670 unit rumah hunian sementara telah dibangun oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai solusi untuk membantu meringankan korban gempa lombok Utara, NTB.
Sekitar 600 relawan Muhammadiyah masih bertahan di Lombok untuk mendampingi para pengungsi korban gempa dan fokus membantu rehabilitasi darurat pascagempa.
“Sekarang sudah terbangun 399 unit, dan sisanya kami targetkan tuntas tiga bulan ke depan,” ujar Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah Arif Nur Kholis di sela pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Surabaya, Selasa (18/9/2018).
Rumah hunian sementara yang dibangun Muhammadiyah berukuran 6 x 4 meter, tinggi 2,5 meter. Kemudian terdapat fasilitas satu kamar tidur dan satu ruang keluarga dengan biaya pembangunannya mencapai Rp 7,2 juta.
Dia mengungkapkan, penyediaan rumah hunian untuk tempat tinggal sementara sambil menunggu bantuan rumah permanen dari pemerintah. Sehingga membantu warga yang selama ini tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Di tempat sama, Ketua MDMC Jatim Rofii mengatakan bahwa pembangunan rumah hunian sementara masih terus dilakukan sampai sekarang dan memiliki sirkulasi bagus sehingga layak untuk dijadikan tempat tinggal pengungsi.
“Kami tak akan berhenti membangunnya dan rumah hunian sementara ini bisa bertahan dua sampai tiga tahun,” ucapnya.
Dia menuturkan bahwa bahan-bahan bangunan rumah hunian sementara yang dibangunnya berasal dari bekas rumah pengungsi roboh, ditambah didatangkan dari Surabaya, Bali, serta Lombok.
“Untuk atap kami beli di Bali, rangka atap kami datangkan dari Surabaya, lalu sebagian lagi dari Lombok,” ujarnya.
Rumah hunian sementara ini dibangun di lahan milik warga pengungsi dengan harapan lebih nyaman dan aman, termasuk berdasarkan pertimbangan aspirasi warga setempat.
Sementara itu, selain rumah hunian, Muhammadiyah juga membangun enam unit masjid, enam unit klinik kesehatan, 110 paket pembuatan MCK. Juga dua unit tandon air, 2.000 meter pipanisasi, lima unit sumur bor, ditambah enam paket penjernih air.
“Saat ini, sekitar 600 relawan Muhammadiyah masih bertahan di Lombok untuk mendampingi para pengungsi korban gempa dan fokus membantu rehabilitasi darurat pascagempa,” jelasnya.
Sumber: Sang Pencerah
(ameera/arrahmah.com)