KAIRO (Arrahmah.com) – Ketua Komisi Pemilihan Umum Mesir, Faruq Sultan, pada Ahad (24/6/2012) secara resmi mengumumkan kemenangan Muhammad Mursi dalam pilpres tahap kedua yang diselenggarakan pada 16 dan 17 Juni 2012 lalu.
Menurut perhitungan terakhir KPU Mesir yang diumumkan oleh Faruq Sultan, capres Muhammad Mursi meraih 13.230.000 suara pemilih atau sebesar 51,73 % dari total suara yang sah. Sementara pesaingnya dari kelompok militer-sekuler, Ahmad Shafiq, meraih 12.347.000 suara pemilih atau sebesar 48,27 % dari total suara yang sah.
Begitu KPU selesai mengumumkan hasil akhir perhitungan suara, masyarakat langsung tumpah ruah di Tahrir Square, jantung ibukota Kairo dan seluruh wilayah Mesir lainnya. Dalam jumpa pers yang digelar selesai pengumuman hasil akhir perhitungan suara, Faruq Sultan menegaskan bahwa Mesir tengah memasuki sejarah baru.
“Saya berjumpa dengan kalian di awal sebuah era yang penting dalam sejarah negara kita. Kelayakan kita untuk menjadi negara demokrasi ketiga telah mendekati kesempurnaan. Harapan saya dan seluruh anggota KPU adalah hari ini menjadi hari perayaan panen atas apa yang telah ditanam oleh bangsa Mesir yang besar, yang telah membuktikan mampu menghadapi semua tantangan sekaligus mengagumkan pihak yang dekat maupun pihak yang jauh.”
Muhammad Mursi menjadi capres kelompok Islam setelah beberapa capres dari kelompok Islam dianulir oleh Mahkamah Agung dan Komisi Pemilihan Umum Mesir. Di antara capres kelompok Islam yang dianulir adalah Hazim Shalah Abu Ismail dari kelompok indipenden dan Ir. Khairat Shatir dari Partai Kebebasan dan Keadilan.
Setelah Khairat Shatir dianulir, Partai Kebebasan dan Keadilan langsung mengajukan Muhammad Mursi. Kelompok-kelompok Islam dan kelompok-kelompok indipenden sepakat mengalihkan suaranya kepada Muhammad Mursi.
Mayoritas rakyat Mesir menolak Ahmad Shafiq karena Shafiq hanya akan mengembalikan Mesir kepada era militer-sekuler seperti era Husni Laa Mubarak. Shafiq sendiri merupakan capres dari pihak militer, kelompok sekuler, dan Kristen Koptik. Negara-negara Barat dan Israel telah menggelontorkan dana dalam jumlah besar dan melakukan kampanye media massa demi memenangkan Shafiq.
(muhib almajdi/arrahmah.com)