KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Mesir mengatakan pada Selasa (29/4/2014) bahwa hukuman mati massal terhadap dirinya dan anggota Ikhwanul Muslimin yang lain akan menyebabkan keruntuhan rezim kudeta Mesir.
“Keputusan ini merupakan paku terakhir keranda kematian dari kekuatan penguasa yang memimpin kudeta,” kata Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badi’, yang dijatuhi hukuman mati bersama dengan 682 pendukung Ikhwanul Muslimin lainnya, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Selasa (29/4/2014)
“Rezim ini berada di ambang kehancuran,” tegas Badi’.
“Bahkan jika mereka mengeksekusi saya 1000 kali, saya tidak akan pernah menyerah,”
“Kami tidak berbohong ketika kami mengatakan bahwa kami siap untuk mengorbankan hidup kami untuk apa yang kami yakini ,”
Pasukan keamanan telah melancarkan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin sejak jatuhnya Mursi, dan telah menewaskan ratusan pendukungnya, serta menangkap ribuan lainnya dan mengadili para pemimpinnya.
Ikhwanul Muslimin mengatakan berkomitmen untuk melakukan perlawanan damai terhadap pemerintah yang didukung militer. Vonis hukuman mati terhadap Muhammad Badi”, (70), kemungkinan akan memicu kekhawatiran bahwa anggota muda gerakan itu dapat melakukan aksi kekerasan menentang pemerintah.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa vonis mati massal di Mesir merupakan yang terbesar sepanjang sejarah di seluruh dunia.
Hukuman mati massal ini – yang dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk hukuman yang keterlaluan – merupakan hukuman mati yang kedua kalinya dalam dua bulan ini. Sebelumnya Pengadilan Pidana di Al–Minya telah menjatuhkan hukuman mati terhadap sekelompok besar terdakwa dari Ikhwanul Muslimin setelah persidangan yang berlangsung asal-asalan.
Ikhwanul Muslimin Mesir mengutuk hukuman mati yang dijatuhkan secara massal terhadap para pendukung presiden terguling Muhammad Mursi.
“Ini adalah episode baru dalam genosida yang dilakukan terhadap orang-orang yang melakukan revolusi damai, yang tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan kembali kebebasan mereka,” Ia menambahkan.
Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa hukuman mati tersebut mencerminkan korupsi yang telah menyentuh pengadilan Mesir dan merupakan pertanda buruk bagi masa depan Mesir.
Otoritas Mesir yang didukung militer telah meluncurkan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin sejak Mursi digulingkan oleh militer Juli lalu. Ribuan anggota kelompok tersebut dan para simpatisan telah ditangkap dan dihukum atas berbagai tuduhan.
Sejumlah aktivis yang dijatuhi hukuman mati dalam persidangan telah bersumpah untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan apa yang mereka gambarkan sebagai “kudeta militer” di Mesir.
(ameera/arrahmah.com)