PALEMBANG (Arrahmah.com) – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengaku khawatir dengan kondisi pemuda saat ini, yang mungkin sudah melupakan Nahdlatul Ulama (NU) dan beralih mengenal institusi keagamaan lain yang ia stigma dengan negatif.
“Siswa-siswi SMA kita kini tidak kenal NU, kenalnya Rohis, yang hasilnya radikal dan culun-culun itu. Oleh karena itu mari kita benahi pendidikan, modalnya adalah percaya diri. Kalau tidak percaya diri jangan pernah ngaku jadi anak buah KH. Hasyim Ashari dan Gus Dur yang kokoh dan berani,” kata Muhaimin saat ditemui di Kongres Pelajar NU, Asrama Haji Palembang, beberapa waktu lalu, Minggu (2/12/2012) seperti dilansir okezone.
Cak Imin, sapaan Muhaimin, mengatakan, tak hanya masyarakat kota, di kampung yang jauh juga mulai melupakan keberadaan NU. “Terakhir, kita belum merajut komunikasi yang efektif, saya khawatir di kota besar dan kampung, jangan-jangan orang tak kenal NU,” sambungnya.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu, mengaku pernah memiliki pengalaman saat ia ke Bandung, Jawa Barat. Di Bandung, masyarakat sudah melupakan lambang NU. “Saat buat acara ada pemasangan bendera NU se-Kabupaten Bandung. Saya suruh survei apakah masyarakat kenal bendera itu, jawabannya sebagian warga kota besar sudah melupakan NU malah dibilang ini partai baru ya? Astagfirullah,” tegasnya.
Oleh karena itu, Cak Imin berharap Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) XVII dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) XVI bisa menjadi tonggak kebangkitan Indonesia. “Saran saya semoga bisa mengembalikan peran NU dalam berbangsa dan bernegara,” terangnya.
Cak Imin menambahkan, kader NU yang ada di IPNU dan IPPNU harus aktif dan kritis dalam memajukan bangsa Indonesia. “Kita jangan menonton saja, kita harus merebut dan bisa mengelola bangsa ini. Semoga kader-kader NU jadi ujung tombak negara ini,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)