PENANG (Arrahmah.com) – Mufti Penang, Datuk Seri Wan, Salim Wan Mohd Noor mengatakan bahwa aktivisme lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) sama seperti memperjuangkan “hak-hak hewan.”
Berbicara kepada Sinar Harian tentang penghapusan potret aktivis LGBT dari Festival George Town baru-baru ini, Wan Salim mengatakan bahwa para pendukung gerakan LGBT memiliki pemahaman yang tidak tepat tentang kebebasan.
“Apa yang sebenarnya mereka perjuangkan adalah hak-hak binatang, karena kebebasan manusia harus diikat oleh agama dan adat istiadat,” katanya, lansir Malaymail.co, Jumat (10/8/2018).
“Biarkan upaya artistik berkontribusi pada pertumbuhan pribadi dan pembangunan bangsa, dan janganlah kita mendorong seni yang menyimpang dan tidak bermoral yang bisa membawa ras dan bangsa kita jatuh,” lanjutnya.
Wan Salim menegaskan bahwa pemerintah Penang tidak boleh menyerah pada tekanan dari pihak yang meminta foto aktivis LGBT untuk dipasang kembali di pameran.
Menteri yang bertanggung jawab atas urusan Islam, Datuk Mujahid Yusof Rawa, mengaku memerintahkan pencabutan foto aktivis transgender Nisha Ayub dan aktivis hak gay Pang Khee Teik, dan mengatakan bahwa foto tersebut ‘mempromosikan kegiatan LGBT’ dan itu tidak sejalan dengan kebijakan Pakatan Harapan.
(ameera/arrahmah.com)