KYOTO (Arrahmah.com) – Yamamoto Qaym Naoki adalah seorang mualaf asal Jepang. Ia merupakan mahasiswa di Universitas Kyoto. Ia telah melakukan perjalanan ke negara-negara mayoritas Muslim untuk memahami Islam lebih baik, dan di sana ia merasakan kedamaian dan persaudaraan.
Sejak usia muda, ia tertarik dengan “agama-agama Ibrahim”, dan mulai belajar agama di usia muda, terutama Kristen. Dari sana, minatnya tumbuh menjadi ke semua “agama Ibrahim”.
Ketika ia masih di SMA, ibunya membelikannya buku tentang agama-agama tersebut. Ia membacanya, tetapi masih ingin mengetahui lebih banyak. Ia hanya tahu nama agama Islam, namun tidak mendapatkan kesempatan untuk mempelajarinya.
Qaym mengidap penyakit keras sebelum memeluk Islam. Hal tersebut membuatnya berpikir ulang tentang kehidupannya. Ia mulai berpikir tentang kematian, makna kehidupan, dan apa arti dari dunia ini.
“Saya mulai memikirkan diri saya selama sakit, mengapa saya harus melalui ini. Dan mengapa saya sakit dan tidak ada satu pun yang membantu saya. Dan setelah pemulihan, saya merasa seperti harus berterima kasih kepada dia yang telah menyelamatkan saya dari penderitaan saya. Dan kemudian saya mulai berpikir, pasti ada kekuatan yang menggerakkan dunia ini. Pasti ada Tuhan!”
Setelah ia mengetahui bahwa di Universitas Doshisha menawarkan pelajaran agama-agama, ia lantas mengikutinya dan mempelajari tiga agama sekaligus, yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam.
Selama mempelajari berbagai macam agama, ia menemukan bahwa Islam memiliki banyak jawaban untuk pertanyaannya ketika ia sakit. Sejak itu, ia memutuskan untuk mempelajari Islam dan mengenalnya lebih baik.
Qaym disarankan untuk melakukan perjalanan ke negara Arab, agar ia bisa hidup dengan kultur Islam. Lalu, ia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Mesir.
Perjalanannya ke Mesir merupakan sebuah pengalaman hebat baginya, dan membuatnya belajar lebih banyak tentang Islam.
Berikut wawancaranya dengan Syaikh Fahad Al-Kandari:
(fath/arrahmah.com)