JAKARTA (Arrahmah.com) – Anggota Banggar DPR boleh tersenyum puas saat memasuki ruang rapat baru mereka seharga Rp 20 miliar. Namun apakah mereka sadar banyak rakyat yang terluka?
“Ya makanya itu mungkin sensitivitas tolong ke depan bisa lebih ditingkatkan, supaya pembangunan fisik tidak dijadikan prioritas. Kalau begini kan kemudian rakyat menjadi terluka,” kritik Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin.
Hal ini disampaikan Lukman kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).
Ia berharap Banggar DPR tak lagi menganggarkan anggaran tidak perlu. Karena anggaran pemerintah dan DPR memang diputus di Banggar DPR.
“Saya juga mengimbau teman-teman di Banggar DPR, jadi anggaran yang terkait fisik mau taman, toilet, kursi, ruangan bisa dihentikan,” imbau Lukman.
Ia berharap teman-temannya di DPR fokus pada tugas utamanya. Dan tidak lagi memprioritaskan pembangunan fisik atau fasilitas lainnya.
“DPR harus fokus pada fungsi legislasi anggaran dan pengawasan. DPR harus paham prioritas, jadi yang terkait rakyat banyak. Apalagi banyak harapan legislasi yang belum tercapai. Jadi anggaran lebih difungsikan pada kemaslahatan orang banyak,”tandasnya.
Anggota Banggar DPR punya ruang rapat baru di Gedung Nusantara II DPR. Anggaran pembangunannya fantastis, rumornya mencapai Rp 20 miliar.
Ruang rapat baru Badan Anggara DPR telah dilelang pada bulan Oktober 2011. Perkiraan harga proyek keseluruhan Rp 20.370.893.000.
Berdasarkan penguluman lelang Setjen DPR dengan kop “PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM Nomor : 523111/MUM_U/BANGGAR/03/GP/2011”, proyek ini masuk tahu anggaran 2011.
Pembangunan ruang baru Banggar tidak banyak yang tahu karena dilaksanakan pada masa reses DPR, periode Desember 2011. Dan saat anggota Banggar DPR memasuki masa sidang baru, anggota Banggar DPR akan menempati ruangan baru. (dtk/arrahmah.com)