SOLEDAR (Arrahmah.id) – Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai kota Soledar di Ukraina timur setelah pertempuran sengit selama berminggu-minggu, tetapi Kiev mengatakan pasukannya masih bertempur di kota itu.
Kementerian pertahanan Rusia mengklaim pada Jumat (13/1/2023) bahwa pasukannya telah merebut kendali kota pertambangan garam, di mana bangunan telah menjadi puing-puing sejak menjadi fokus serangan Rusia tanpa henti.
Penguasaan kota akan memungkinkan Rusia untuk memotong “jalur suplai” Ukraina di dekat kota Bakhmut yang penting secara strategis dan kemudian “memblokir dan mengepung unit Ukraina di sana”, klaim kementerian tersebut, seperti dilansir Al Jazeera.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato video larut malam pada Jumat bahwa pasukan Kiev terus memerangi pasukan Rusia di kota itu.
Sebelumnya, juru bicara militer Sergiy Cherevaty mengatakan pasukan Ukraina telah mengendalikan situasi dalam kondisi sulit.
Jika Soledar jatuh, itu akan menandai keberhasilan militer yang langka bagi Kremlin setelah serangkaian kemunduran di medan perang dan mundur yang memalukan.
Tentara Ukraina sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka memperkirakan Soledar akan “segera jatuh”.
“Mereka mengatakan hanya ada sedikit tentara Ukraina yang tersisa di Soledar dan ada rencana untuk mengeluarkan sisanya,” kata Charles Stratford dari Al Jazeera, melaporkan dari pinggiran Bakhmut.
Hilangnya Soledar akan memberi “tekanan besar” pada Bakhmut, 10 km (6,2 mil) selatan kota, kata Stratford.
“Adegan di dalam kota [Bakhmut] benar-benar luar biasa, hampir tidak ada satu bangunan pun, terutama di tengah, yang tidak hancur sebagian atau seluruhnya,” katanya.
“Jalanan hampir sepi, hanya ada sangat sedikit warga sipil dan, yang menarik, sangat sedikit militer. Ada banyak penembakan berat.”
“Setelah sekitar dua jam [di dalam kota], kami diberi peringatan untuk bergerak oleh pasukan khusus Ukraina karena menurut intelijen mereka, sekitar 600 tentara Rusia terlihat memasuki timur laut Bakhmut dan mengambil posisi baru.”
Selama berhari-hari, Kiev mengatakan tentaranya bertahan di Soledar, yang telah menjadi salah satu medan perang paling berdarah dari seluruh perang.
“Ini adalah fase perang yang sulit, tapi kami akan menang. Tidak ada keraguan,” tulis wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Malyar sebelumnya di aplikasi pesan Telegram. (haninmazaya/arrahmah.id)