TEL AVIV (Arrahmah.id) – Bandara Internasional Ben Gurion bergabung dalam pemogokan umum yang menghentikan semua kedatangan dan keberangkatan pada Senin (2/9/2024) dalam upaya untuk menekan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan perlawanan di Gaza.
Juru bicara Histadrut, serikat buruh terbesar di ‘Israel’, mengumumkan bahwa bandara Ben Gurion ditutup untuk semua lepas landas dan pendaratan mulai pukul 8 pagi.
As the General Strike begins across Israel, Flight Operations at Ben Gurion International Airport in Tel Aviv are nearly at a Standstill. With Ticketing, Baggage, and Gate Agents all involved with Strike, which has now been Extended from 0800-1000, until the Late Afternoon. pic.twitter.com/eXsPGwBgjq
— Alex Kennedy (@therealmindman) September 2, 2024
Namun, seorang pejabat bandara yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa “pemogokan di Bandara Ben Gurion mungkin diperpanjang hingga lewat pukul 10 pagi meskipun ada tekanan kuat dari pemerintah untuk melanjutkan operasi,” surat kabar ‘Israel’ Times of Israel melaporkan.
Menurut laporan tersebut, saat ini, “tidak ada penerbangan yang berangkat dari bandara, dan tidak ada barang bawaan yang dimasukkan ke dalam pesawat.”
Surat kabar itu menambahkan bahwa seorang pejabat di Histadrut mengatakan kepada Channel 12 bahwa “organisasi tersebut sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemogokan umum hingga besok.”
Mencapai Kesepakatan
Serikat pekerja terbesar dan paling berpengaruh di ‘Israel’, Histadrut, telah menyerukan pemogokan umum untuk menekan pemerintah agar membuat kesepakatan gencatan senjata.
Ketua Federasi Buruh Histadrut Arnon Bar-David pada Ahad (1/9) mengumumkan pemogokan umum yang dijadwalkan dimulai pada Senin (2/9) sebagai tanggapan atas kegagalan mengamankan pembebasan tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza, menurut media ‘Israel’.
"Israel's" Ben Gurion airport has gone out of service due to one of the largest labor strikes in Israeli history demanding the return of Israeli captives. pic.twitter.com/tc6J2b2fOB
— Al Mayadeen English (@MayadeenEnglish) September 2, 2024
Menurut surat kabar ‘Israel’ Times of Israel, Bar-David menekankan urgensi mencapai kesepakatan, dengan menyatakan bahwa “kesepakatan lebih penting daripada hal lainnya.”
Tindakan tersebut dilakukan setelah tentara ‘Israel’ mengumumkan telah menemukan jasad enam tawanan ‘Israel’ di sebuah terowongan di Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Dalam konferensi pers setelah pertemuannya dengan ‘Forum Sandera dan Keluarga Hilang’ di Tel Aviv, Bar-David dilaporkan menyatakan, “Orang-orang Yahudi dibunuh di terowongan-terowongan Gaza. Hal itu tidak dapat dipahami dan harus dihentikan.”
Selain itu, setelah berdiskusi dengan berbagai pejabat keamanan, Bar-David menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan pembebasan tawanan terhenti karena “pertimbangan politik”, dan menyesalkan bahwa polarisasi politik telah memecah belah bangsa.
“Kita bukan lagi satu bangsa; kita adalah kubu yang saling bermusuhan,” katanya, seraya menambahkan, “kita perlu mendirikan kembali Negara ‘Israel’.”
Sebelumnya pada Ahad (1/9), forum tersebut mendesak masyarakat untuk berpartisipasi dalam demonstrasi besar menuntut penutupan total negara dan memohon kepada Histadrut yang berkuasa untuk mengorganisir pemogokan massal pada Senin.
Seruan ini didukung oleh Forum Bisnis ‘Israel’, yang mewakili sebagian besar pekerja sektor swasta dari 200 perusahaan terbesar di negara itu, serta oleh Pemimpin oposisi ‘Israel’ Yair Lapid. (zarahamala/arrahmah.id)