MOGADISHU (Arrahmah.com) – Sebuah ledakan di pos pemeriksaan yang ramai di ibukota Somalia, Mogadishu, pada Sabtu (28/12/2019) menewaskan sedikitnya 61 orang dan melukai puluhan lainnya, kata seorang pejabat layanan ambulan, yang terbaru dalam serangkaian serangan mematikan yang terjadi di negara tanduk Afrika tersebut.
Tim penyelamat membawa mayat-mayat melewati puing-puing kendaraan dan taksi minibus yang berlumuran darah.
“Sejauh ini, kami telah membawa 61 orang tewas dan 51 lainnya terluka. Ada lebih banyak korban dan jumlah korban pasti akan meningkat,” ujar Abdikadir Abdirahman Haji Aden, pendiri layanan ambulan, Amin, kepada Reuters.
Somalia telah terbelah oleh konflik sejak 1991, ketika panglima perang klan menggulingkan diktator Siad Barre.
Tidak ada yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Setelah ledakan besar Sabtu (28/12) di pos pemeriksaan Ex-Control, Sabdow Ali yang berusia 55 tahun, yang tinggal di dekatnya, mengatakan dia menyaksikan sedikitnya 13 orang tewas.
“Lusinan orang yang terluka berteriak minta tolong tetapi polisi segera melepaskan tembakan dan saya bergegas kembali ke rumah saya,” katanya kepada Reuters.
Yang terluka diangkut ke Rumah Sakit Madinah, di mana seorang saksi mata Reuters melihat belasan orang tiba dengan ambulans dari lokasi kejadian.
Berbicara kepada wartawan di lokasi ledakan, Walikota Mogadishu Omar Muhamoud mengatakan pemerintah mengkonfirmasi setidaknya 90 warga sipil, sebagian besar mahasiswa, telah terluka dalam ledakan itu.
Petugas kepolisian tidak segera tersedia untuk mengomentari jumlah korban. (Althaf/arrahmah.com)