YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Rangkaian dari peristiwa pembubaran diskusi feminis lesbi penghina nabi Irshad Manji tidak berhenti pada pelaporan terhadap Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) oleh beberapa ormas DIY, di antaranya GP Anshor dan Banser NU kepada Polda DIY. Akan tetapi berlanjut dengan diadakannya aksi unjukrasa penolakan terhadap MMI di Yogyakarta, Jum’at (11/5/2012).
Dalam aksi unjukrasa tersebut komponen dari organisasi NU melibatkan diri untuk menolak MMI, menyikapi hal tersebut pimpinan MMI pusat menyatakan siap menantang untuk beradu argumen dengan PBNU.
“MMI akan melayangkan surat tantangan debat terbuka kepada PBNU pimpinan Said Aqil Siraj,” kata ketua Lajnah tanfiziyah majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S. Awwas kepada arrahmah.com, Jakarta, Jum’at (11/5).
Tantangan tersebut diajukan MMI, pasalnya PBNU pimpinan Said Aqil dinilai oleh Ustadz Irfan telah menjadi motor untuk membiarkan kampanye aliran sesat oleh organisasi turunannya.
“Karena telah mempelopori aliran sesat dan membiarkan organisasi underbouw LKiS, PMII, Banser, dan Ansor mempropagandakan penghujat Islam Irshad Manji,” ungkapnya.
Sehingga debat tersebut menurutnya, menjadi penting untuk membuktikan PBNU pimpinan Said Aqil memang membela Islam atau tidak.
“Apakah NU pimpinan Aqil masih dalam barisan Islam? Harus dipertanggungjawabkan dalam debat terbuka,” tandas Ustadz Irfan.
Sebagaimana diberitakan, ratusan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Yogyakarta Antikekerasan (Gerayak) menyerukan penolakan terhadap organisasi MMI, yang dinilai telah melakukan kekerasan terhadap diskusi penghinan nabi Irshad Manji. Dalam aksi tersebut organisasi underbouw NU ikut serta PMII dan pengurus NU setempat. (bilal/arrahmah.com)