JAKARTA (Arrahmah.com) – Pelantikan jajaran pengurus Lajnah Perwakilan Wilayah (LPW) Jabodetabek periode 1434-1437 H berlangsung di Pamulang Selasa malam (11/6/2013). Bertempat di markaz LPW Jabodetabek Majelis Mujahidin 15 orang pengurus LPW mengucapkan ikrar sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya syari’ah dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah shallalahu alai wa sallam.
Letak LPW Jabodetabek yang strategis yakni melingkupi megapolitan Jakarta dan kota-kota satelit yang melingkupinya merupakan tantangan yang tidak mudah. Meski markaz pusat MM di Yogyakarta, namun LPW Jadebotabek jadi barometer nasional, karena letaknya di Ibukota. Jumlah muslim yang besar lagi heterogen. Tempat munculnya isu-isu politik ekonomi sosial, budaya. Peran aktif yang cukup signifikan sangat ditunggu realisasinya oleh muslim. Ustadz Irfan ketua lajnah tanfidziyah MM berpesan kepada mujahidin, “Jangan menjadi setan bisu dalam menyaksikan kemunkaran.” Bantah dengan kecerdasan dan bukan dengan kekerasan.
Harus berbicara menyikapi keadaan yang munkar lalu memberi solusi Islam. Disisi lain dia berpesan agar tidak mengikuti sesuatu tanpa tahu persoalannya “Jangan menari dengan genderang orang lain. Majelis Mujahidin punya tujuan yang jelas, punya metode perjuangan yang jelas punya orientasi jihad yang jelas.”
Ditegaskan pula bahwa Nyawa seorang mujahid sangat mahal, dan tidak akan dikorbankan untuk tujuan yang kita anggap betul-betul benar secara syari’at Allah Ta’ala. Kerena itu dia mengamanatkan untuk mendahulukan diplomasi, bukan laskar. Kedepankan otak sedang otot untuk memngawal “Dahulukan diplomasi sementara laskar untuk alat pressure.” Ujarnya
Di dalam qowa’idu tandzim Majelis Mujahidin, misi Majelis Mujahidin adalah menegakkan syari’at Islam dalam lembaga negera, dengan metode dakwah dan jihad. Berdakwah untuk menyampaikan kebenaran Islam ini kemudian berjihad untuk membela kebenaran Islam
Majelis Mujahidin tidak pernah mengklaim bahwa satu-satunya jama’ah yang paling benar, inilah kelompok yang paling benar, inilah thoifah mansyurah yang akan masuk surga sendirian. Karena itu Majelis Mujahidin adalah tansiq, aliansi yakni bekerja sama dengan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syari’at Islam. tidak akan mengembangkan permusuhan dengan muslim lainnya. Tidak akan menggunakan paradigma laisa minna, bahwa orang di luar MM adalah orang lain. Majelis Mujahidin bersama umat Islam yang lain sebagai saudara muslim.
Dalam amanatnya, ustadz Muhammad Thalib memesankan untuk para mujahidin yang tergabung dalam Majelis Mujahidin, agar memegang prinsip-prinsip dalam menegakkan syariah yang sudah berjalan. Yakni pertama, bersikap istiqomah, kedua, musyawarah, ketiga, memiliki kecerdasan bukan emosi dan keempat, mendahulukan islah.
Para pengurus pusat Majelis Mujahidin langsung hadir dari Yogyakarta untuk pelantikan ini. Mereka adalah ustadz Muhammad Thalib Amir Majelis Mujahidin, ustadz Irfan S Awwas ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, dan ustadz Shobbarin Syakur, sekretaris Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin.
Ketua LPW Jadebotabek
Adapun susunan pengurus LPW Jabodetabek periode 1434-1437 H adalah Penasehat: ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman, ustadz Muhammad Arifin Ilham, KH. Abdullah Syafi’ie. Ketua: Ricko Soenoko, SS. Ketua I: Muhammad Rusmadi MA. Ketua II: Sonny Sukarsono. Sekretaris: Ismail Abdurrahman dan Bendahara: Ngatimin.
Ricko Soenoko, SS dalam pidato pertamanya setelah dilantik menjadi ketua LPW Jabodetabek, mengatakan akan “Majelis Mujahidin ingin berperan sebagai penyatu bukan pemecah belah, perekat bukan penyekat”, ujar ustadz Abdullah, begitu biasa dia dipanggil. Oleh karena itu dia akan bersilaturahim ke segenap kelompok dakwah Islam. Membangun kekuatan umat atas dasar ukhuwah Islamiyah, kesepahaman dan kesepakatan dalam menegakkan syari’at Islam.
Ketua LPW Jabodetabek, Ricko Soenoko, SS alias Abu Robbani Abdullah adalah kelahiran Jambi 21 Maret 1966, menyelesaikan sarjananya di Universitas Indonesia (UI) Fakultas Sastra Arab, jurusan Sejarah Asia Barat. Saat ini aktif mengajar, berdakwah, menulis dan praktisi thibbun nabawi. Penulis buku best seller “Perang Akhir Zaman” ini tinggal di Ciputat, Alhamdulillah baru mempunyai seorang Istri dan 7 orang anak.
Situs resmi Majelis Mujahidin: http://majelismujahidin.com
(azmuttaqin/arrahmah.com)