JAKARTA (Arrahmah.com) – Ustadz Bahtiar Natsir meminta kaum Muslimin Indonesia untuk memberikan perhatikan kepada kaum Muslimin di Myanmar yang dibantai oleh sekelompok masyarakat Budha.
“Sebagai Muslim mayoritas dan terdekat adalah tugas kita untuk memperhatikan saudara-saudara kita yang dibantai dan mereka yang minoritas disana.” Kata Sekjen majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini kepada arrahmah.com, Jakarta, selasa malam (12/6).
Dia pun mengajak semua pihak terutama pemimpin-pemimpin umat Islam untuk mengunjungi lokasi tragedi kemanusiaan tersebut dan menekan pemerintah setempat.
“Selaku sekjen MIUMI saya mengajak tokoh-tokoh Islam untuk mengunjungi Rohingya dan menekan pemerintah Myanmar agar orang-orang yang melakukan pembantaian bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka.” Ujar Ustadz bachtiar.
Lebih dari itu, ustadz bachtiar juga menghimbau kepada kalangan aktifis kemanusiaan muslim memberikan respon melakukan advokasi terhadap kaum Muslimin di Myanmar.
“Dan kepada aktifis-aktifis kemanusiaan dari kalangan Muslimin selanjutnya juga harus melakukan pembelaan terhadap tragedi kamusiaan seperti ini, terutama yang di pemerintahan dan ormas-ormas islam, jangan kondisi ini terus terjadi karena kita yang paling bertanggung jawab terhadap hal ini.”
Seperti diberitakan, telah terjadi peristiwa pembantaian 10 warga Muslim Myanmar oleh warga Budha di Rakhine.
Pada hari Ahad pagi ( 3/6/2012), Persatuan Patriotik Rakhine membagikan selebaran di kota Taunggup, yang berisi berisi foto wanita Budha bernama Ma Thida Htwe dan cerita tentang pemerkosaan yang dialaminya tanggal 28 Mei lalu Dalam selebaran itu mereka menuduh warga Muslim sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan atas wanita tersebut.lapor koran The New Light of Myanmar (5/6/2012). Taunggup adalah sebuah kota pinggiran pantai di negara bagian Rakhine, sekitar 200 kilometer arah barat Yangon.
Disulut oleh selebaran itu, sekelompok massa terdiri dari sekitar 300 orang menyerang sebuah bis yang mengangkut penumpang Muslim dekat Thandwe di jalan menuju Yangon. Ratusan orang itu membunuh 10 Muslim Myanmar dan menghancurkan kendaraan yang mereka tumpangi, kata jurubicara pemerintah.
“Para korban diserang saat dalam perjalanan pulang dari Thandwe untuk tujuan ibadah,” tulis koran Myanmar tersebut.
Al Jazeera melaporkan, akibat ketegangan yang terus berlanjut itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa ikut mengevakuasi 44 pekerjanya, serta keluarga mereka, dari markas yang ada di Maungdaw negara bagian Rakhine, kata koordinator bantuan kemanusiaan PBB di Yangon, Ashok Nigam.
Hingga kini, sebagaimana dilansir Aljazeera kekerasan terhadap kaum Muslimin masih berlanjut disana.(bilal/arrahmah.com)