BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh menggelar silaturrahim dengan tokoh-tokoh Aceh di Aula Kanwil Kemenag Prov. Aceh, pada Kamis malam (29/8/13). Dalam silaturrahim ini, MIUMI Aceh menghadirkan pengurus MIUMI pusat untuk silaturrahim dan berdialog langsung dengan tokoh-tokoh Aceh yang terdiri dari alim ulama, akademisi, tokoh masyarakat, imam masjid, pencaramah, khatib, tokoh pemerintah, ormas-ormas, dan lainnya. Hadir juga dalam temu tokoh ini Wakil Walikota Banda Aceh ibu Illiza Sa’aduddin Djamal, SE yang juga merupakan salah satu Penasehat MIUMI Aceh dan Muhammad Yus (Abu Yus), mantan ketua DPRD Aceh.
Wakil walikota Banda Aceh Ibu Illiza Sa’duddin dalam sambutannya mengatakan, “Saya sangat senang dan mendukung kehadiran organisasi MIUMI yang menyatukan tokoh ulama tua dan ulama muda serta para intelektual muslim. Kami ingin menjadikan Banda Aceh sebagai kota madani, tapi formatnya kami masih berharap pada para alim ulama untuk sama-sama mewujudkannya.”
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua MIUMI Aceh Ust.H.Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA. Beliau mengatakan, “Silaturrahim ini bertujuan untuk memperkenalkan MIUMI kepada masyarakat Aceh mengenai visi dan misi MIUMI, peran serta kontribusi MIUMI terhadap umat, dengan harapan MIUMI bisa bekerjasama dengan semua pihak dan mendapat dukungan mereka dalam membangun bangsa dan mencerdaskan umat.”
Dalam temu tokoh ini, tokoh nasional sekaligus Sekjend MIUMI pusat Ustadz H.Bachtiar Nasir, Lc, MM, mengatakan, “MIUMI kepanjangan dari Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia. Mengapa? Karena memang secara realita ada dikotomi antara ulama dan intelektual. Maka kami ingin menyatukannya dalam satu kesatuan wadah kerja dan perjuangan.”
Ustadz yang sering tampil sebagai juri pada acara Hafidz Anak Indonesia di RCTI ini juga mengingatkan pentingnya peran ulama dalam membangun bangsa bersama para umara. “Rusaknya masyarakat karena rusaknya pemimpin. Dan rusaknya pemimpin adalah karena rusaknya ulama”, ujar ustadz Bachtiar mengutip perkataan Imam Al-Ghazali.
Nara sumber berikutnya juga pengurus MIUMI pusat asal Aceh Ust.H.Adnin Armas, MA menekankan pentingnya persatuan. Ia mengatakan, “Masalah umat banyak. Umat bersatu saja belum tentu menang, apalagi tidak. Di tengah fanatisme yang kental, di tengah masalah yang banyak, di tengah kekuatan minim, maka di tengah itu pula kami MIUMI ingin bersatu, tanpa memandang adanya perbedaan kecil atau khilafiyah.”
Tentang kiprah MIUMI, Wakil Sekjend MIUMI Pusat Ust.H.Fahmi Salim, Lc, MA menegaskan bahwa MIUMI hadir untuk mencerdaskan umat dalam menghadapi kesesatan. Mengenai kesesatan Syiah beliau mengatakan, “Sesatnya Syiah dibungkus dengan mazhab ahlul bait, dibungkus dengan risalah amman, dibungkus dengan taqrib sunni syiah. Benang kusut seperti ini jika tidak diurai secara ilmiah, maka akan terus terdegradasi keilmuannya. Jadi kita ingin menjelaskan kepada umat secara ilmiah, tidak menyesatkan secara emosi, tapi berdasarkan hujjah dan kajian ilmiah.”
Pada sesi tanya jawab, Ibu Illiza mempertanyakan tentang keberadaan perempuan di pengurus MIUMI. Usadzt Bachtiar menjawab, “Sejak awal kita sudah bicarakan pengurus MIUMI perempuan. Kami sudah mencari tokoh-tokoh perempuan. Bersama pak Adian Husaini kita sudah coba bentuk MIUMI perempuan. Pengurus MIUMI perempuan sangat kita dibutuhkan.”
Acara Silaturrahmi Tokoh ini merupakan salah satu dari serangkaian agenda besar yang diadakan oleh MIUMI Aceh dalam rangka pelantikan pengurus periode 2013-2016. Selain acara Silaturrahmi Tokoh, MIUMI juga mengadakan Tabligh Akbar dengan tema “Solidaritas untuk Muslim Mesir dan Suriah” di Masjid Al-Makmur Lamprit Banda Aceh pada hari Jum’at 30 Agustus 2013 pukul 19.15 wib dan Seminar Nasional Keislaman dengan tema “Kupas Tuntas Syi’ah dan Liberal Sepanjang Sejarah” pada hari Sabtu 31 Agustus 2013 pukul 8.30 wib. Kegiatan Tabligh Akbar dan Seminar ini dapat diikuti oleh seluruh masyarakat secara gratis.
(azmuttaqin/rahmatfadhil/arrahmah.com)