JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat, Dr. Hamid Fahmy Zarkasy, M.A menilai buku panduan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diterbitkan oleh Kemdikbud RI untuk siswa SMA/MA/SMK kelas XI, semester 1 yang ada materi “pacaran sehat’ bukan hanya tidak mendidik siswa tetapi justru menjerumuskan siswa berbuat zina.
“Buku itu secara tidak sengaja menjerumuskan siswa untuk berbuat zina,” tegas Hamid Fahmi, dikutip dari Hidayatullah.com, Senin (13/10/2014).
Menurut Direktur Institute of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini, sangat jelas bahwasannya Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya, “Janganlah kalian mendekati zina”. Konten materi tentang “pacaran sehat” dalam buku tersebut bisa menjerumuskan siswa ke dalam perbuatan zina. Sebab, pacaran adalah petunjuk untuk mendekati perbuatan zina.
“Berarti konten materi buku itu telah melanggar larangan dalam Al-Qur’an. Karena secara tidak langsung membolehkan siswanya untuk berpacaran,” kata Fahmy.
Membandingkan dengan sekolah-sekolah di Negara Barat, menurut Hamid, di sana belum pernah ditemukan kasus seperti ini. Sungguh aneh jika Indonesia melakukannya.
PP Hidayatullah tak gunakan buku Kemdikbud
Terkait, masih dari Hidayatullah.com, Ketua Departemen Pendidikan Pimpinan Pusat Hidayatullah, Ali Imron, M.Ag mengatakan dari awal hingga saat ini internal Hidayatullah tidak pernah menggunakan buku panduan Penjaskes yang dibuat Kemdikbud tersebut.
Imron telah melakukan pemantauan dengan menghubungi seluruh pengurus lembaga pendidikan Hidayatullah di berbagai wilayah. Dan ternyata mereka menyatakan tidak menggunakan buku panduan itu.
“Untuk buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan rata-rata Hidayatullah di wilayah tidak memakai,” kata Imron kepadaHidayatullah.com, saat dikonfirmasi terkait dengan beredarnya buku Penjaskes, Ahad (12/10/2014) sore.
Secara umum, Imron menyatakan, kekecewaannya terhadap terbitnya buku Penjaskes yang mengajarkan “Pacaran Sehat” itu. Ternyata buku panduan untuk kurikulum 2013 dari Kemendikbud yang basisnya religius karakter belum bisa diwujudkan sampai sekarang.
“Sangat disayangkan sekali buku panduan seperti itu bisa terbit dan beredar,” kata Imron.
Imron menuturkan, Hidayatullah telah melakukan kerjasama dengan lembaga lain, seperti Jaringan Sekolah Islam Terpadu DKI Jakarta, serta menggandeng Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan somasi dan perbaikan buku itu, dan semua telah menyepakatinya. (azm/arrahmah.com)