CIMAHI (Arrahmah.com) – Praktek mengajak untuk pindah keyakinan penganut agama Islam oleh kalangan missionaris rupanya membuat resah warga Muslim di Komplek Cipageran I Kota Cimahi, Jawa Barat.
Cipto (30) warga Komplek Cipageran I Kota Cimahi bercerita akhir Oktober 2013 lalu ia di datangi dua orang pria yang tak di kenal. Tanpa menaruh curiga Cipto pun mempersilakan masuk rumah tamu tak di undang tersebut.Pada awal perkenalannya sang tamu mengaku berasal dari sebuah gereja di Jalan Pasirkaliki Kota Bandung hanya ingin berdiskusi dan sharing saja.
“Mereka mengajak diskusi soal kehidupan yang katanya banyak bencana dan kesusahan hidup lainnya,”ujarnya kepada hidayatullah.com, Jum’at malam (01/11/2013).
Kedua tamu yang diperkiraan berusia 60 tahun dan 30 tahun tersebut saling melengkapi dan mendukung pendapatnya.Menurut sang tamu,sambung Cipto,bahwa segala persoalan hidup tersebut dapat teratasi dan terselesaikan jika Cipto maun mempelajari dan menghayati isi kandungan sebuah majalah yang disodorkan kepadanya. Majalah yang bernama “Menara Pengawal,Memberitakan Kerajaan Yehuwa” edisi September 2013 tersebut membahas tema utama yakni mengapa ada banyak penderitaan? Kapan itu berakhir?
Dalam majalah setebal 16 halaman tersebut diuaraikan tentang ragam kisah problematika yang tengah dihadapi manusia berikut solusinya menurut Kitab Suci mereka.
Majalah yang diterbitkan Saksi-saksi Yehuwa Indonesia yang beramalat di PO Box 2105 Jakarta tersebut juga memuat informasi seputar problematika rumah tangga dan tips perkawinan bahagia menurut Alkitab.
Saat Cipto menanyakan agama kedua tamunya, yang rupanya berbeda keyakinan dengannya. Menurut sang tamu semua Kitab Suci sama dan isi kitab-kitab yang ada semua terangkum dalam Kitab Suci nya. Di akhir diskusi yang berlangsung sekira 30 menit tersebut sang tamu berpesan bahwa itu semua hanya bagi yang mau dan tidak ada paksaan.Namun jika ingin tahu lebih dalam mempersilakan untuk ikut sekolah minggunya.
“Saya lupa namanya,hanya katanya silakan datang ke sebuah gereja di Jalan Pasirkaliki, ” ujar Cipto menirukan pesan sang tamu.
Kejadian tersebut ternyata tidak hanya dialami oleh Cipto, pada hari yang sama Prapto (50) yang masih satu komplek dengannya juga didatangi dua orang yang sama.
Namun karena ia hendak pergi maka pergi maka tidak sempat terjadi diskusi panjang.Meski begitu sang tamu sempat bertutur bahwa segala kesusahan hidup solusinya ada di dalam Alkitab, tinggal di pelajari dan di hayati saja.
“Sama sebelum pergi mereka juga memberi majalah begitu,tapi karena di rumah lagi banyak orang dikasihnya banyak bukan cuma satu,”akunya.
Baik Cipto dan Prapto merasa yakin bahwa pada hari itu bukan hanya mereka saja yang didatangi orang tersebut.Ia menduga ada beberapa warga lain yang juga mendapat tamu tak dikenal tersebut. Namun mereka belum tahu siapa saja warga yang telah dikujungi dan diberi majalah Menara Pengawal Kerajaan Yehuwa tersebut.
Pemurtadan terselubung
Menanggapi kejadian tersebut di tempat terpisah, Sekretaris Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jabar, Muhammad Roin mengaku kecewa dan menyayangkan upaya yang tergolong praktek tersebut.
Menurut Roin kejadian tersebut membuktikan bahwa berita tentang upaya pemurtadan terselubung terhadap kaum Muslimin bukan isapan jempol atau berita bohong.
Ia menyayangkan masih ada sebagian pihak khususnya pemerintah yang masih menganggap bahwa praktek seperti ini dinilai hanya isu saja.
“Kejadian tersebut juga sebagai bukti inkonsistensi terhadap peraturan dan sekaligus tindakan intoleransi kaum nasrani terhadap kaum Muslimin,” tegasnya.
Pihaknya yang mendapat aduan atas kejadian tersebut mengaku akan segera melakukan upaya hukum dengan melaporkan kepada pihak berwajib. Sebab,sambungnya jika tidak dilaporkan kepada aparat penegak hukum lalu muncul tindakan dari kaum Muslimin maka ada anggapan umat Islam tidak toleransi dan main hakim sendiri.
“Kita pernah menangkap pelaku upaya Kristenisasi lalu dilaporkan ke polisi. Mereka diproses dan sudah mendapat sanksi hukum.Untuk kejadian kemarin sama , kita akan kumpulkan bukti-bukti yang ada,saksi pelapor lalu akan kita cari pelakunya hingga dapat,”tegas Roin.
Untuk itu dalam waktu dekat DDII Jabar berserta beberapa orang saksi yang sekaligus calon korban akan melakukan upaya hukum dengan diawali mencari dan mendatangi gereja yang di sebutkan pelaku.
Menurut Roin upaya tersebut sebagai bentuk membantu pemerintah khususnya menegakan SKB 2 Menteri dan melindungi kaum Muslimin dari upaya pemurtadan terselubung ini.
“Kita himbau umat Islam untuk waspada dan peduli terhadap upaya pihak tertentu yang akan memurtadkan saudara-saudara kita, tangkap dan laporkan kepada pihak berwajib jika ada upaya pemurtadan. DDII siap menjalin kerjasama dalam rangka menanggulangi upaya pemurtadan maupun melakukan upaya hukum terhadap pelaku Kristenisasi,” pungkasnya.
(hidayatulloh.com/arrahmah.com)