BOGOR (Arrahmah.com) – Miss World adalah kontes kecantikan yang dimulai di Inggris sejak tahun 1951 sebagai festival kontes bikini untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, festival tersebut dinamai “Miss World” oleh media ketika itu. Dan sejak itulah Miss World digelar setiap tahun di berbagai negara. Dan tahun 2013 ini rencananya akan di gelar di Indonesia tepatnya di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat, pada 28 September 2013 mendatang.
Panitia acara telah mendatangi Gubernur Jawa Barat pada Kamis (4/4) lalu dan mendapatkan dukungan dengan syarat tidak ada penampilan bikini. “Ajang Miss World ini berbeda dengan ajang sejenis lainnya karena saat puncak acara tidak menggunakan bikini, Insya Allah lebih sopan,” kata Ahmad Heryawan.
Namun demikian, umat Islam di Bogor sendiri ternyata menolak rencana Miss World tersebut. Bogor wilayah berpenduduk sekitar 89,7% muslim tentu tidak menerima begitu saja ajang pamer aurat tersebut.
Kepada Suara Islam Online, Ustadz Iyus Khaerunnas selaku ketua Forum Umat Islam (FUI) Bogor menjelaskan bagaimana bedanya perlakuan terhadap kaum wanita menurut pandangan Islam dan barat.
“Cara menghormati perempuan antara Islam dengan barat itu sangat berbeda. Islam melihat sosok perempuan dengan kemuliaan menutup auratnya, kepatuhan dalam ibadah, keterjagaan dalam bersikap, kelembutan dalam perilaku, ketaatan kepada orangtua dan suami. Kecerdasan sebagai pendamping suami dan kesabaran dalam mendidik putra-putri menjadi generasi Islami. Inilah output pesan-pesan Alqur’an dan ajaran Nabi saw. Muslimah dididik menjadi sosok yang terutup karena keterpeliharaannya dan terbuka karena kecerdasannya,” papar Ustadz Iyus.
“Sedangkan dalam pandangan barat, mereka memandang perempuan dengan pandangan terbuka. Hingga terbuka segala-galanya, pakaiannya, dan auratnya dilihat sebagai simbol keindahan. Padahal inilah simbol kebinatangan. Lenggak lenggok berjalan seperti punuk unta (kata Nabi), dengan sepatu berhak tinggi adalah simbol wanita profesional katanya, padahal simbol keterjajahan. Ideologi kapitalisme telah menjerat perempuan sebagai mahkluk cantik yang dipertontonkan, padahal sungguh (secara tidak sadar) itu adalah simbol penghinaan,” tambahnya.
“Maka Miss World sesungguhnya simbol dari penjajahan budaya dan penghinaan terhadap kaum hawa yang digerakkan ideologi liberal,” tegas Ustadz Iyus.
FUI Bogor, suatu forum antar berbagai ormas dan lembaga Islam se-Bogor Raya melalui ketuanya Ustadz Iyus Khaerunnas dengan tegas menolak acara Miss World tersebut.
“Kami umat Islam yang diwakili ormas-ormas Islam di Bogor tidak rela penyelenggaraan acara ini ada di Bogor karena tidak sejalan dengan budaya, adat istiadat dan keyakinan mayoritas masyarakat Bogor. Tolong hormati Bogor dan jangan pernah acara tersebut ada di Bogor karena bagi kami adalah itu adalah simbol penghinaan dan penjajahan perempuan modern. Dan kami juga siap menolak acara tersebut,” serunya.
Tak lupa beliau juga mengingatkan kembali kepada Ahmad Heryawan agar tidak mengizinkan acara tersebut. “Kepada Gubernur tolong jangan pernah izinkan acara tersebut hadir di bumi Jawa Barat.” pintanya dengan tegas.
(suara-islam/arrahmah.com)