DOHA (Arrahmah.id) – Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa tiba di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (15/4), dalam kunjungan resmi yang bertujuan memperkuat hubungan bilateral dan membahas sejumlah isu penting, terutama dukungan Qatar terhadap masa depan negara Suriah yang baru.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Asy-Syaraa dijadwalkan bertemu dengan Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad Al Tsani, untuk mendiskusikan penguatan kerja sama kedua negara dan meninjau harapan rakyat Suriah terhadap stabilitas dan pembangunan di masa pasca-konflik. Ia juga akan menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat dan pengusaha Qatar guna mendorong kemitraan ekonomi dan investasi.
Qatar menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung rakyat Suriah yang tengah berjuang untuk meraih keadilan dan perdamaian. Hal ini disampaikan melalui pernyataan resmi yang dikutip dari Kantor Berita Qatar. Dalam pernyataan tersebut, Doha menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru Suriah di berbagai bidang internasional, termasuk dalam upaya mencabut sanksi yang selama ini membelenggu negara tersebut.
Kunjungan ini merupakan bagian dari langkah diplomatik yang lebih luas yang ditempuh Presiden Asy-Syaraa untuk menggalang dukungan negara-negara Arab terhadap pencabutan sanksi internasional yang menghambat upaya rekonstruksi di Suriah. Isu serupa sebelumnya juga ia angkat saat melakukan lawatan ke Uni Emirat Arab sehari sebelumnya.
Menuju Stabilitas
Kehadiran Presiden Asy-Syaraa di Doha berlangsung setelah pemerintahannya mengambil sejumlah langkah penting untuk meneguhkan stabilitas dalam negeri. Di antaranya adalah kesepakatan integrasi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) ke dalam angkatan bersenjata nasional, pembentukan kabinet baru, serta komitmen untuk mengakhiri kehadiran kelompok bersenjata di luar struktur negara.
Seperti dilansir dari Aljazeera, kunjungan ini juga mencerminkan momentum baru dalam hubungan antara Suriah dan negara-negara Arab, menyusul kunjungan Emir Qatar ke Damaskus kurang dari tiga bulan lalu. Saat itu, ia menjadi kepala negara Arab pertama yang menginjakkan kaki di Suriah pasca-runtuhnya kekuasaan rezim Basyar al-Assad.
Kunjungan Emir Qatar pada Januari lalu dinilai para pengamat sebagai sinyal dukungan politik dan moral bagi rakyat Suriah, terutama di tengah perubahan besar yang sedang berlangsung dan kebutuhan negara itu akan dukungan menyeluruh untuk membangun kembali institusi negara berdasarkan asas keadilan dan penghormatan terhadap hak-hak rakyat.
Pada pertengahan Januari, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Syekh Muhammad bin Abdul Rahman bin Jasim Al Tsani, juga melakukan kunjungan ke Damaskus dan bertemu Presiden Asy-Syaraa. Keduanya membahas perkembangan terkini dan memperkuat kerja sama, sekaligus menegaskan komitmen bersama terhadap persatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan Suriah.
Sebelumnya, pada 5 Januari, delegasi tingkat tinggi Suriah yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri As’ad Asy-Syaibani, Menteri Pertahanan Marhaf Abu Qasrah, dan Kepala Intelijen Anas Khaththab juga telah mengunjungi Doha. Delegasi ini mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat Qatar guna membahas berbagai kebutuhan kemanusiaan dan program pembangunan di Suriah.
Pada 16 Desember 2024, Qatar mengumumkan pembukaan kembali kedutaannya di Damaskus, mengakhiri pemutusan hubungan diplomatik yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Langkah ini dipandang sebagai bentuk nyata dari posisi prinsipil Qatar dalam mendukung revolusi rakyat Suriah dan berkontribusi dalam rekonstruksi negeri Syam.
Dukungan Kemanusiaan dan Pembangunan
Sebagai bagian dari dukungan kemanusiaan yang terus berlanjut, Qatar baru-baru ini meresmikan proyek “Kota Harapan” di wilayah utara Suriah. Proyek ini bertujuan menyediakan tempat tinggal layak bagi warga yang terdampak konflik dan pengungsi internal.
Dilansir dari Aljazeera, proyek ini merupakan hasil kerja sama antara lembaga amal Qatar Charity dan Lembaga Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH). Kompleks perumahan tersebut mencakup 1.400 unit rumah yang mampu menampung lebih dari 8.800 jiwa, lengkap dengan fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, masjid, dan pasar, guna menciptakan lingkungan yang stabil dan bermartabat bagi para penghuninya.
(Samirmusa/arrahmah.id)