TRIPOLI (Arrahmah.com) – Para pemimpin Barat sepakat untuk melanjutkan misi militernya di Libya selama dibutuhkan, sekjen NATO menyatakan, dikutip oleh Press TV hari Jumat (2/9/2011).
“Kami telah mengumumkan bahwa operasi ini akan terus berlanjut selama itu penting dilakukan, selama di sana ada ancaman terhadap warga sipil,” Anders Fogh Rasmussen menyatakan setelah melakukan pembicaraan di Paris bersama dengan para pemimpin interim Libya dan komunitas internasional lainnya.
Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yang negaranya memimpin kampanye militer di negara Afrika Utara itu, menekankan bahwa pesawat tempurna akan terus beroperasi di Libya.
“NATO dan sekutu kami akan melanjutkan operasi kami untuk menegakkan resolusi yang telah diputuskan oleh PBB.. selama kami dibutuhkan demi melindungi nyawa warga sipil,” kata Cameron pada konferensi pers dengan Sarkozy dan para pemimpin interim Libya.
Resolusi PBB 1973 memberlakukan zona non-penerbangan di Libya serta memberikan izin bagi aktivitas apapun yang ditujukan untuk melindungi warga sipil melawan pasukan Gaddafi.
Aliansi militer Barat telah melakukan lebih kurang 21.090 penerbangan, termasuk 7.920 serangan udara pada target yang diklaim ditempati oleh militer Gaddafi.
Namun demikian, ratusan warga sipil Libya dilaporkan kehilangan hidupnya sejak NATO mengambil alih komando operasi pada 31 Maret lalu.
Serangan udara NATO pun menghancurkan sejumlah infrastruktur miliki Libya. (althaf/arrahmah.com)