DOHA (Arrahmah.com) – Perjuangan Palestina untuk kemerdekaan tidak terbatas di Jalur Gaza yang terkepung dan tak seorang pun bisa mengeluarkan Al-Quds dan Tepi Barat dari medan perlawanan Palestina, kata kepala biro politik Hamas, Khaled Mishaal, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Senin (22/9/2014).
Dia juga menambahkan: “Ada perbedaan besar antara kelompok perlawanan dan terorisme.”
Saat berpidato dalam upacara yang diselenggarakan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS) di Qatar pada Ahad sore (21/9), Mishaal memuji kelompok perlawanan Palestina. Dia juga mengatakan: “Masalahnya sulit di Tepi Barat. Ada orang yang berkoordinasi dengan musuh. Namun Tepi Barat akan tetap menjadi neraka bagi para penjajah dan pemukim pendatang.”
Menurut Mishaal, mereka yang telah membuat senjata dan roket dari batu akan bisa mengatasi semua rintangan di Tepi Barat.
“Perlawanan adalah hak dan kewajiban kami. Tidak seorang pun yang akan merampas hak suci ini,” tegasnya.
Mengenai persatuan nasional Palestina, dia menekankan bahwa: “Hamas berjuang untuk kepentingan umum dan bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.”
Mishaal mendesak para pemimpin dan masyarakat Muslim untuk mendukung proyek rekonstruksi Gaza dan merehabilitasi apa yang telah dihancurkan oleh pendudukan “Israel”.
“Segera setelah serangan “Israel” di Gaza berakhir, bangsa ini telah bersukacita di Gaza dan kemenangan kelompok perlawanan itu. Ini adalah hadiah dari Tuhan. Kami bergerak dengan kecepatan tetap. Perlawanan kami telah membuktikan bahwa hal ini sesuai dengan harapan kami dan persenjataan kelompok perlawanan cukup canggih untuk menggulingkan musuh,” kata Mishall.
“Kami tidak akan pernah menyerah bahkan setiap inci tanah Palestina kami yang diduduki. “Israel” mungkin mencerminkan “sesuatu” bagi sebagian orang; bagi kami “Israel” tidak berarti apa-apa,” kata pemimpin Hamas itu menegaskan.
Dalam pandangan Mishaal ini, prestasi perlawanan Palestina adalah pengingat dari keajaiban al-Quran yang diwujudkan dalam ayat: “… Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda tunggangan untuk berperang. Dengan begitu, kamu menggetarkan musuh Allah dan musuh kamu.”
“Al-Quds adalah inti dari perjuangan Palestina untuk kemerdekaan,” lanjut Mishaal dalam pidatonya.
Menurut Mishaal, pendudukan “Israel” tidak hanya mengepung Al-Quds dan memperketat cengkeramannya terhadap penduduk asli Palestina, tetapi juga telah berupaya keras untuk menghapus ciri dan spirit Islam di Al-Quds melalui skema yahudisasi.
“Al-Quds berada dalam hati kami. Saya berharap bahwa hal itu akan selalu disuarakan dalam setiap kesempatan, setiap khotbah, dan setiap peringatan,” pintanya.
(ameera/arrahmah.com)