WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat mendekati kesepakatan dengan Islamabad untuk memperoleh akses ke wilayah udara Pakistan sehingga dapat melakukan operasi militer di Afghanistan, beberapa bulan setelah AS menarik pasukannya dari negara yang diperintah Taliban tersebut, lansir New Arab, Minggu (24/10/2021).
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden melakukan pengarahan rahasia dengan anggota Kongres tentang masalah tersebut, dan tiga sumber yang mengetahui isi pertemuan tersebut mengungkapkan kepada CNN bahwa pemerintah hampir mencapai kesepakatan.
Sebagai imbalan untuk menggunakan wilayah udaranya, Pakistan menginginkan nota kesepahaman tentang bantuan kontraterorisme dan bantuan untuk mengatasi perselisihannya dengan India, kata sumber tersebut.
AS menarik pasukannya dari Afghanistan pada Agustus tahun ini, tetapi tetap menggunakan wilayah udara Pakistan dalam kapasitas pengumpulan intelijen.
Perjanjian baru, jika disetujui, akan memperluas penggunaan wilayah udara AS untuk mencakup dimulainya kembali penerbangan ke Kabul dan evakuasi warga Amerika yang tersisa dari negara itu.
Pentagon berencana untuk mengandalkan serangan udara untuk mencegah kebangkitan Al-Qaeda setelah pasukan AS telah meninggalkan Afghanistan, tetapi para ahli dan beberapa anggota parlemen skeptis tentang efektivitas operasi dari luar negara Asia Tengah itu.
Presiden Joe Biden pada bulan April bersumpah dia tidak akan mengizinkan kembalinya Al-Qaeda di Afghanistan, tempat yang diklaim Barat sebagai lokasi perencanaan serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.
Sejak itu, Pentagon telah berulang kali mengklaim bahwa mereka mampu mengawasi gerak-gerik Al-Qaeda dan IS di Afghanistan melalui serangan “melampaui cakrawala” dari pangkalan atau kapal induk AS.
“Operasi di luar cakrawala sulit tetapi sangat mungkin,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR bulan lalu.
“Dan intelijen yang mendukung mereka berasal dari berbagai sumber, dan bukan sumber AS di lapangan.” (Althaf/arrahmah.com)