SANAA (Arrahmah.com) – Perjanjian yang disponsori Dewan Kejasama Teluk (GCC) untuk mengakhiri perselisihan politik antara Presiden Ali Abdullah Saleh dan oposisi Yaman akan ditandatangani pada Minggu (22/5/2011), demikian yang dikatakan beberapa pejabat oposisi dan partai yang berkuasa di Yaman.
“Penandatanganan itu akan berlangsung Ahad di Sanaa,” jelas Sultan al-Barakani, pembantu sekretaris jendral Kongres Rakyat Umum yang berkuasa.
“Kami telah menelpon sekjen GCC dan memberitahu dia bahwa semua pihak telah setuju untuk menandatangani, dan telah mengundangnya untuk datang ke Sanaa,” ia menambahkan.
Sekjen GCC Abdullatif al-Zayani meninggalkan Sanaa pada Rabu (18/5), setelah sumber-sumber yang mengetahui pembicaraan antara pemerintah dan oposisi itu mengatakan bahwa kedua belah pihak telah gagal lagi untuk menandatangani perjanjian pengalihan kekuasaan.
Menurut proposal yang diperantarai GCC , Saleh akan meninggalkan jabatannya dalam waktu 30 hari sebagai pertukaran bagi kekebalan dari penuntutan hukum, sebelum pemerintah persatuan nasional dibentuk dan pemilihan untuk memilih presiden baru diadakan setelah dua bulan, demikian tulis AntaraNews.
Sumber-sumber politik di Yaman mengatakan bahwa perubahan penting oleh Saleh perihal perjanjian itu terjadi setelah ada tekanan keras dari Washington dan berbagai ibu kota Eropa.
Saleh sebelumnya bersikeras tidak mau mundur, karena menurut konstitusi masa jabatannya baru akan berakhir pada 2013.
Penandatangan perjanjian sebelumnya gagal ketika Saleh kembali berubah pikiran menolak rencana GCC pada Rabu malam. Bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan Yaman telah menewaskan sedikitnya 180 orang, demikian AFP melaporkan. (rasularasy/arrahmah.com)