KIEV (Arrahmah.id) – Militer Ukraina mengatakan pada Selasa (13/9/2022) bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak “bunuh diri” buatan Iran selama serangan balasan mereka terhadap pasukan Rusia di wilayah timur laut Kharkiv.
Drone Shahed-136 yang mudah dikenali dijatuhkan di dekat kota Kupiansk saat pasukan Rusia mundur menuju perbatasan. Itu gagal meledak pada target.
Iran sebelumnya membantah laporan intelijen AS pada Juli bahwa pihaknya berencana mengirim ratusan drone pembawa bom ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Namun, Garda Revolusi Iran (IRGC) membual pekan ini tentang perannya dalam mempersenjatai beberapa kekuatan terkemuka dunia, lansir Arab News.
Iran memiliki beberapa versi drone Shahed, yang memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer. Drone tersebut digunakan oleh milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran di Yaman, telah menyerang infrastruktur minyak di Arab Saudi, membunuh dua pelaut di atas kapal tanker minyak di lepas pantai Oman pada 2021, dan menerbangkan kapal induk AS di Teluk Arab.
Para ahli menyebut drone pembawa bom seperti itu sebagai “munisi berkeliaran.” Mereka terbang ke tujuan yang telah diprogram sebelum lepas landas dan meledak baik di udara di atas target atau saat bertabrakan.
Iran semakin dekat dengan Rusia karena menghadapi sanksi ekonomi AS yang melumpuhkan atas runtuhnya kesepakatan pada 2018 untuk mengekang program nuklir Teheran. Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan menemui jalan buntu.
Ukraina dan Iran juga memiliki hubungan yang tegang, setelah IRGC menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina pada 2020, menewaskan semua (176) orang di dalamnya.
Di medan perang pada Selasa, Ukraina mengusir pasukan Rusia lebih jauh ke timur laut dan bersumpah untuk membebaskan semua wilayahnya.
Sejak Moskow meninggalkan benteng Kharkiv pada Sabtu dalam kekalahan terburuk Rusia sejak hari-hari awal perang, pasukan Ukraina telah merebut kembali lusinan kota dalam perubahan momentum medan pertempuran yang menakjubkan.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan 150.000 orang telah dibebaskan dari kekuasaan Rusia di daerah itu. “Tujuannya adalah untuk membebaskan wilayah Kharkiv dan sekitarnya – semua wilayah yang diduduki oleh Federasi Rusia,” katanya.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Barat harus mempercepat pengiriman sistem senjata, dan mendesak sekutu Ukraina untuk “memperkuat kerja sama untuk mengalahkan teror Rusia.”
Negara-negara Barat telah memberi Ukraina miliaran dolar senjata yang menurut Kiev telah membantu membatasi keuntungan teritorial Moskow. Pasukan Rusia menguasai sekitar seperlima negara di selatan dan timur, tetapi Ukraina sekarang melakukan ofensif di kedua wilayah tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)