LATAKIA (Arrahmah.id) – Seorang anggota keamanan tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan terhadap patroli keamanan umum oleh kelompok sisa rezim lama di dekat Kota Al-Haffa, Latakia.
Dilansir dari Al Jazeera, sumber keamanan melaporkan bahwa seorang anggota keamanan dalam negeri juga tewas dan tiga lainnya mengalami luka akibat serangan di jalan utama antara Baniyas dan Tartus. Serangan ini diduga dilakukan oleh loyalis mantan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan pada Desember lalu.
Militer Ambil Alih Kendali di Pesisir
Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan bahwa pasukannya telah mengendalikan daerah-daerah konflik di pesisir dan memperingatkan kelompok bersenjata yang tersisa untuk menyerahkan diri. Militer juga memperketat pengawasan di wilayah pegunungan Latakia dan Tartus guna mempersempit ruang gerak kelompok sisa rezim lama.
Dalam pernyataannya, kementerian meminta seluruh unit militer untuk mematuhi perintah komando pusat. Presiden Suriah, Ahmad Asy-Syaraa, menegaskan bahwa tidak ada pasukan yang diizinkan memasuki rumah warga atau mengganggu penduduk tanpa izin resmi dari perwira yang bertugas.
Militer Suriah menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi tindakan kriminal, baik terhadap warga sipil maupun pasukan keamanan.
Pendidikan Terdampak, Sekolah Ditutup
Sebagai langkah pencegahan, Menteri Pendidikan Suriah mengumumkan penangguhan aktivitas sekolah di Provinsi Tartus dan Latakia pada hari Minggu dan Senin karena alasan keamanan.
Di sisi lain, delegasi dari administrasi wilayah Jableh dan keamanan umum telah tiba di sekitar Pangkalan Hmeimim—basis militer Rusia di Latakia—untuk menenangkan warga dan memfasilitasi pemulangan mereka ke desa masing-masing.
Dukungan dari Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat dan ulama di Latakia menyerukan penegakan hukum terhadap semua pihak yang terlibat dalam kekerasan, baik dari kelompok loyalis rezim lama maupun lainnya. Mereka juga meminta komunitas Alawi untuk mendukung pemerintah dalam menjaga persatuan nasional serta menangkal campur tangan asing.
Sementara itu, komunitas sipil dan warga Alawi di Homs mengeluarkan pernyataan menolak segala bentuk gerakan bersenjata yang menargetkan negara dan aparat keamanannya. Mereka juga menyerukan koordinasi antara masyarakat sipil dan pasukan keamanan guna menjaga stabilitas serta mencegah tindakan balas dendam yang dapat memicu konflik sektarian.
Situasi Semakin Tidak Kondusif
Serangan terbaru ini terjadi setelah pasukan militer dan keamanan Suriah mengklaim telah menguasai hampir seluruh wilayah yang sebelumnya bergejolak dalam dua hari terakhir.
Wilayah pesisir Latakia dan Tartus yang sebelumnya dikenal sebagai basis pendukung utama rezim lama kini mulai berubah. Setelah kelompok oposisi berhasil merebut Damaskus dan kota-kota lainnya, sisa-sisa loyalis Assad yang tersisa di pesisir Suriah semakin terdesak.
Situasi keamanan di Suriah masih belum stabil sepenuhnya, namun pemerintah baru tampaknya semakin mengokohkan kendali mereka, sementara kelompok loyalis rezim lama menghadapi pilihan sulit: menyerah atau dilenyapkan.
(Samirmusa/arrahmah.id)