MOSKOW (Arrahmah.com) – Moskow mengatakan pada Jum’at (16/6/2017) bahwa pasukannya kemungkinan telah membunuh pemimpin Daulah Islam atau yang lebih dikenal dengan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dalam serangan udara di Suriah bulan lalu, namun Washington mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat membuktikan kematian tersebut dan pejabat Barat dan Irak merasa skeptis, Reuters melaporkan.
Al Baghdadi sering dilaporkan terbunuh atau terluka sejak dia mengumumkan sebuah kekhalifahan untuk menguasai semua Muslim dari sebuah masjid di Mosul pada tahun 2014.
Jika laporan tersebut terbukti benar, ini akan menjadi salah satu pukulan terbesar bagi ISIS, lansir Reuters.
Namun, dengan tidak adanya konfirmasi independen, dua pejabat AS mengatakan bahwa mereka skeptis terhadap laporan tersebut. Beberapa pejabat keamanan Irak mengatakan bahwa Irak juga meragukannya.
“Kematiannya telah sering dilaporkan sehingga Anda harus berhati-hati sampai sebuah pernyataan formal Daesh muncul,” kata seorang pejabat keamanan Eropa.
Kapten Angkatan Laut AS Jeff Davis, juru bicara Pentagon, mengatakan: “Kami tidak memiliki informasi untuk menguatkan laporan tersebut.”
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa mereka menerima informasi terkait tewasnya Al Baghdadi dalam serangan di pinggiran Raqqa di Suriah yang diluncurkan setelah Rusia menerima informasi tentang pertemuan para pemimpin Negara Islam.
“Pada 28 Mei, setelah pesawat tak berawak yang digunakan untuk mengonfirmasi informasi mengenai tempat dan waktu pertemuan para pemimpin ISIS, antara pukul 00:35 dan 00:45 waktu setempat, angkatan udara Rusia melancarkan serangan ke titik komando di mana para pemimpin berada,” kata pernyataan tersebut.
“Menurut informasi yang sekarang diperiksa melalui berbagai saluran, juga hadir dalam pertemuan tersebut adalah pemimpin negara Islam Abu Bakr al Baghdadi, yang tereliminasi oleh serangan tersebut.”
Sementara itu, seorang kolonel departemen keamanan nasional Irak mengatakan kepada Reuters bahwa Al Baghdadi kemungkinan besar tidak berada di Raqqa pada saat serangan tersebut dilakukan akhir Mei lalu. Salah satu pembantu Al Baghdadi mungkin terbunuh, bukan Al Baghdadi sendiri, kata kolonel tersebut.
Ia mengatakan bahwa Al Baghdadi diyakini beroperasi dengan hati-hati di daerah perbatasan antara Irak dan Suriah hanya dengan beberapa pembantu terdekatnya, dan menghindari penggunaan peralatan telekomunikasi untuk menghindari pengawasan.
Pejabat intelijen Irak lainnya mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki informasi apapun dengan pihak berwenang Irak untuk mengindikasikan Al Baghdadi terbunuh. Irak memeriksa laporan tersebut dan akan mengumumkan kematiannya jika mendapat “konfirmasi yang jelas”.
Hoshiyar Zebari, mantan menteri luar negeri Irak yang telah lama menjabat dan sekarang menjadi penasihat senior pemerintah daerah otonomi Kurdi, juga mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada konfirmasi kematian Al Baghdadi.
Pernyataan kementerian pertahanan Rusia mengatakan penyerangan tersebut diyakini telah membunuh beberapa pemimpin senior kelompok tersebut bukan Al Baghdadi, dan juga sekitar 30 komandan lapangan hingga 300 penjaga pribadi mereka. (althaf/arrahmah.com)