HAMA (Arrahmah.com) – Tentara rezim Assad telah mengumumkan bahwa pasukan pemerintah telah meninggalkan kota Hama setelah mereka berhasil “memulihkan keamanan dan stabilitas kota”.
Seorang perwira militer mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/8/2011), bahwa tentara telah mundur sepenuhnya dari Hama, lapor kantor berita Arab Suriah.
Gubernur Hama, Anas Abdelrazzaq al-Naem juga mengatakan dalam sebuah statemen bahwa kehidupan normal akan kembali secara bertahap.
Sementara itu, Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja’fari mengatakan tidak ada yang bisa campur tangan dalam urusan internal negaranya.
“Tak seorang pun bisa mendikte apapun pada kami. Kami tahu komitmen kami, kami tahu kewajiban kami, tetapi pada saat yang sama, kami tahu apa hak-hak kami,” klaimnya kepada wartawan.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, utusan Suriah mengklaim bahwa demonstran tidak dirugikan oleh tentara negara. Padahal beberapa laporan menyatakan bahwa tentara rezim Assad telah melakukan kekerasan brutal terhadap pendemo damai sejak aksi unjuk rasa anti-pemerintah meletus di Suriah.
Sejak pertengahan Maret, ratusan orang telah tewas ketika beberapa aksi unjuk rasa berubah menjadi bentrokan bersenjata karena tentara rezim melepaskan tembakan ke arah mereka.
Pihak oposisi menuduh tentara rezim dengan brutal melakukan pembunuhan.
Pada minggu lalu, lima hari berturut-turut, Hama berada di bawah pengepungan. Menurut keterangan warga, orang-orang dibantai seperti domba di jalanan dan keluarga korban menguburkan para jenazah anggota keluarga mereka di halaman rumah atau pinggir jalan untuk menghindari resiko perjalanan ke kuburan.
Tidak ada keterangan yang jelas mengenai jumlah korban tewas. Salah seorang warga mengatakan sekitar 250 orang telah tewas sejak hari Minggu (31/7) hingga Kamis (4/8). Sementara kelompok hak asasi manusia yang melacak penghitungan kematian melaporkan pada hari Rabu (3/8) saja, 30 orang tewas di Hama. (haninmazaya/arrahmah.com)