ABUJA (Arrahmah.com) – Lebih dari 7.000 pria dan anak laki-laki tewas dalam tahanan militer Nigeria selama perang melawan pejuang Boko Haram empat tahun terakhir, ujar laporan Amnesti Internasional seperti dilansir BBC pada Rabu (3/6/2015).
Mereka adalah di antara 20.000 lebih orang yang telah ditangkap selama operasi terhadap Boko Haram, lanjut laporan.
Pihak militer menolak tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa laporan bias dan statistik “palsu”.
Menurut Amnesti, setidaknya 17.000 orang telah tewas dalam konflik sejak 2009. Itu berarti sekitar 40% dari semua kematian terjadi di dalam tahanan militer.
Sekitar 1,5 juta orang juga telah mengungsi sejak militer Nigeria dan Boko Haram saling berperang.
Laporan tersebut datang saat presiden baru Nigeria, Muhammadu Buhari melakukan perjalanan pertamanya ke luar negeri- Niger-untuk membahas operasi regional terhadap Boko Haram.
Wartawan BBC, Will Ross mengatakan Amnesti Internasional dan kelompok hak asasi manusia lainnya telah mengatakan pasukan keamanan Nigeria melakukan banyak kekejaman lainnya sebelumnya.
Namun laporan ini yang menyebut nama sejumlah petinggi senior militer-termasuk jenderal utama dan brigadir jenderal-dan menyeru mereka untuk menyelidiki pembunuhan, penyiksaan dan penghilangan nyawa dengan paksa.
Sebagai respon, juru bicara militer Mayjen Chris Olukolade mengatakan: “akan keluar untuk mengumpulkan nama-nama perwira senior yang disebutkan dalam upaya melihat reputasi mereka”.
Laporan tersebut yang berjudul “Bintang di pundak mereka, Darah di tangan mereka” mengatakan perwira senior harus menyelidiki apakah para petinggi tersebut melakukan kejahatan perang sendiri atau memerintahkan bawahannya untuk melakukannya.
Dikatakan dalam beberapa kasus tawanan dengan sengaja tidak diberikan makan hingga mereka kelaparan dalam tahanan dan anak laki-laki berusia 9 tahun terdapat di dalam tahanan.
Kelompok hak asasi juga menyerukan Buhari untuk mengakhiri budaya impunitas di angkatan bersenjata. (haninmazaya/arrahmah.com)