ABUJA (Arrahmah.id) — Militer Nigeria membantah melakukan program aborsi terlarang selama bertahun-tahun terhadap perempuan dan anak perempuan.
“Setidaknya sejak 2013, militer Nigeria telah melakukan program aborsi rahasia, sistematis dan ilegal di timur laut negara itu. Program itu mengakhiri setidaknya 10.000 kehamilan di kalangan perempuan dan anak perempuan,” kata Reuters (7/12/2022)
Dikatakan banyak perempuan dan anak perempuan yang telah diculik milisi Boko Haram menjadi hamil pasca dikembalikan oleh militer ke keluarganya. Namun, mereka kembali menjadi korban oleh militer Nigeria karena dipaksa aborsi. “Jika menolak aborsi, mereka berisiko dipukuli, ditahan di bawah todongan senjata atau dibius agar patuh.”
Laporan tersebut didasarkan pada pernyataan saksi dari 33 perempuan dan anak perempuan, lima pekerja kesehatan, dan sembilan personel keamanan yang terlibat dalam dugaan program tersebut.
Reuters juga menemukan dokumen militer dan catatan rumah sakit yang “menggambarkan atau menghitung ribuan prosedur aborsi”.
Sebagian besar aborsi, kata Reuters, dilakukan tanpa persetujuan wanita itu dan beberapa dilakukan tanpa sepengetahuan mereka sebelumnya. Biasanya dilakukan melalui pil atau suntikan pemicu aborsi yang diberikan sebagai obat untuk meningkatkan kesehatan atau memerangi penyakit.
Reuters belum dapat menentukan siapa yang membuat program aborsi atau menentukan siapa di militer atau pemerintah yang menjalankannya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan pada Rabu bahwa Washington sedang menyelidiki laporan tersebut.
“Itu adalah laporan yang mengerikan. Ini adalah laporan yang memprihatinkan dan untuk alasan itu, kami sedang mencari informasi lebih lanjut,” katanya. (hanoum/arrahmah.id)