GAZA (Arrahmah.com) – Militer Mesir Rabu (12/3/2014) mengatakan pihaknya telah menghancurkan 1.370 terowongan “penyelundupan” di bawah perbatasan dengan Jalur Gaza. Penghancuran itu dilakukan di tengah memburuknya hubungan antara Kairo dengan Hamas, lansir Ma’an.
Hubungan mereka memburuk setelah militer Mesir menggulingkan presiden Muhammad Mursi pada bulan Juli 2013 lalu.
Pernyataan itu tidak menyebutkan kapan terowongan-trowongan itu dihancurkan, tetapi militer telah mengerahkan pasukan ke Semenanjung Sinai untuk menentang gerakan perlawanan yang telah berkembang sejak Juli tahun lalu.
Terowongan-terowongan yang berada di bawah kota Rafah itu digunakan untuk mengirim makanan, bahan bakar dan bahan-bahan kebutuhan rakyat Palestina lainnya ke wilayah Gaza yang diblokade penjajah “Israel”.
Kemudian berhembus kabar bahwa Hamas dan kelompok pejuang perlawanan lainnya menggunakan terowongan mereka yang lebih rahasia untuk membawa senjata dan uang. Kabar itu pun menggentarkan junta Mesir dan penjajah “Israel” yang ingin meghalangi perlawanan mereka.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel-Mesir sejak 2006, setelah mujahidin menangkap seorang tentara “Israel” dalam serangan lintas-perbatasan. Blokade tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan, dan telah menyulitkan warga Palestina yang ingin menyelamatkan diri dari rumah mereka selama pemboman yang dilakukan penjajah “Israel”.
Junta Mesir menuduh Hamas telah berkolusi dengan Ikhwanul Muslimin dalam melaksanakan “serangan teror” di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir.
Puluhan orang yang diduga sebagai pejuang Hamas telah terpilih di antara sejumlah terdakwa, termasuk Mursi, yang mengatur jailbreaks dan menyerang kantor polisi selama perlawanan tahun 2011 yang menggulingkan diktator Husni “Mubarak”.
Hamas telah membantah tuduhan pejabat Mesir bahwa mereka terlibat dalam pertempuran di Semenanjung Sinai.
Pekan lalu, situs berita Mesir Day Seven melaporkan bahwa pihak berwenang Mesir berencana untuk mencabut kewarganegaraan dari 13.757 anggota Hamas dengan meuduh mereka telah “berafiliasi dengan sebuah cabang dari kelompok ‘teroris’ Ikhwanul Muslimin.”
Sementara itu, penguasa diktator Kairo telah meluncurkan pembantaian mematikan terhadap kaum Muslimin yang menggelar aksi protes untuk mendukung Mursi, hingga membunuh lebih dari 1.400 orang. (banan/arrahmah.com)