KAIRO (Arrahmah.com) – Jumlah korban gugur di lapangan Rabiah al-Adawiyah meningkat menjadi 120 orang dan sekitar 4500 orang cedera, setelah militer Mesir melakukan pennyerbuan biadab pada Sabtu (27/7/2013) dini hari terhadap massa demontran di lapangan yang berada di Nasr City, ibukota Kairo, menurut laporan tim medis seperti dikutip stasiun TV Al-Jazeera.
Tim medis juga melaporkan serangan militer Mesir juga menewaskan puluhan massa demonstran pendukung Mursi di jalan raya bandara Kairo.
Dokter Yusuf Tal’at, salah seorang dokter di rumah sakit lapangan, mengatakan kepada TV Al-Jazeera bahwa semua cedera yang dialami ratusan korban merupakan cedera mematikan, mayoritas di daerah kepala dan leher. Dokter itu menambahkan bahwa rumah sakit lapangan penuh dengan korban dan tidak siap menerima pasien dengan jumlah yang sedemikian besar dan jenis cedera tersebut.
Lebih jauh dokter Tal’at menyatakan media center pada rumah sakit lapangan itu telah dialihkan sebagai ruang untuk menerima para korban serangan militer. Serambi masjid jami’ Rabiah al-Adawiyah melakukan hal yang sama untuk merawat para korban.
Dokter Tal’at menyerukan kepada Departemen Kesehatan dan Bulan Sabit Merah Mesir untuk turut merawat para korban yang ratusan di antaranya tidak mendapatkan perawatan medis. Rumah sakit lapangan hanya memiliki 5 mobil ambulance untuk mengevakuasi para korban. Hal itu mendorong warga untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit lainnya dengan kendaraan pribadi atau ditandu, yang justru memperberat cedera korban.
Dokter Tal’at menyebut kebrutalan militer terhadap para demonstran di lapangan Rabiah al-Adawiyah sebagai “bencana kemanusiaan”dan “hari ini akan senantiasa menjadi hari aib dalam sejarah kemanusiaan”.
Koresponden stasiun TV Al-Jazeera di Kairo Abdu Bashir Hasan melaporkan Departemen Pertahanan Mesir telah mengerahkan lebih banyak pasukan bantuan ke kawasan-kawasan bentrokan di sekitar lapangan Rabiah al-Adawiyah. Sementara itu demonstrasi massa pendukung Mursi di lapangan Nahdhah di Kairo juga terus berlangsung, di tengah suasana kemarahan para demonstran akibat jatuhnya banyak korban demonstran di lapangan Rabiah al-Adawiyah.
Koresponden TV Al-Jazeera melaporkan massa pendukung seruan Mentri Pertahanan Jendral Abdel Fattah al-Sisi telah menghentikan aksi mereka di lapangan Tahrir pada Sabtu pagi.
Sebelumnya Kepala Kantor TV Al-Jazeera Mesir Abdul Fattah Fayed menyatakan kepolisian telah menembakkan gas air mata untuk mencegah massa demonstran mendirikan tenda-tenda jauh dari lapangan Rabiah al-Adawiyah akibat semakin membanjirnya massa demonstran.
Wartawan Mesir Amru Salamah melaporkan tembakan peluru tajam terdengar keras di kawasan itu bersamaan dengan pergerakan maju truk-truk militer dan naiknya para sniper militer ke bangunan-bangunan sekitar.
Wartawan lainnya Muhammad Khalifah melaporkan kesaksiaannya kepada TV Al-Jazeera bahwa aparat keamanan melakukan serangan bertahap terhadap massa demonstran di lapangan Rabiah al-Adawiyah. Dimulai dengan tembakan gas air mata, dan berlanjut dengan tembakan peluru tajam sehingga menewaskan puluhan massa demonstran.
Di pihak lain Departemen Pertahanan Mesir dalam pernyataannya menegaskan pasukan keamanan berhasil menghalau sekelompok massa demonstran dari lapangan Rabiah al-Adawiyah yang mencoba memutus jalur lintasan kendaraan umum di awal blok Jembatan 6 Oktober. Derpartemen Pertahanan mengatakan “berhasil mencerai-beraikan kelompok massa tersebut dan melancarkan arus kendaraan umum”.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)