WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer penjajah AS sangat tergantung pada Mesir untuk memindahkan personil dan peralatannya ke Afghanistan dan wilayah sekitar di Timur Tengah.
“Mesir telah menjadi landasar bagi kehadiran militer AS di Timur Tengah,” lapor USA Today mengutip pernyataan James Phillips, seorang analis di Heriteg Foundation.
Selama setahun lalu, lebih dari 2.000 pesawat militer AS terbang melalui wilayah udara Mesir, untuk mendukung operasi di Afghanistan dan di seluruh Timur Tengah.
Sekitar 35 sampai 45 kapal angkatan laut AS telah melewati Terusan Suez setiap tahunnya. Mesir telah memungkinkan kapal-kapal perang AS menjadi lebih cepat bergerak.
“Militer Mesir selalu baik kepada kami,” ujar Kenneth Pollack, analis dari Institusi Brooking.
Kerjasama Mesir sangat penting bagi Pentagon.
Obama berhenti memotong 1,3 miliar USD bantuan militer untuk Mesir, meskipun beberapa orang di Kongres telah menyerukan untuk memotong bantuan setelah peristiwa kudeta militer Mesir.
Jika Mesir memotong wilayah udaranya dan akses kanal, militer AS akan menghadapi biaya yang sangat besar dan waktu transit yang lebih lama karena posisi tentara dan peralatan di Timur Tengah.
Sebagai contoh, tanpa akses ke kanal, yang menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah, kapal perang harus berlayar mengelilingi Afrika untuk sampai ke Teluk Persia.
Para pengamat mengatakan, militer yang berkuasa di Mesir mungkin tidak akan memotong akses udara dan laut dengan segera jika bantuan AS dipotong, tetapi hubungan mungkin memburuk dengan cepat terutama jika jenderal Mesir merasa mereka tidak perlu bantuan.
Para pemimpin militer AS tetap berhubungan dengan rekan-rekan mereka di seluruh Mesir selama krisis berlangsung dalam upaya mempertahankan hubungan dekat.
Di Washington, Pentagon akan menekankan pentingnya hubungan militer dalam diskusi dengan Gedung Putih ketika presiden Obama menganggap harus ada langkah lebih lanjut untuk “mengatasi” krisis Mesir.
Namun para pemimpin militer AS tidak ingin dilihat sebagai terlalu mencoba mempengaruhi keputusan Obama, ujar para pengamat AS.
“Di pemerintahan ini, Departemen Pertahanan telah sangat berhati-hati untuk terlihat sangat mendorong Gedung Putih untuk melakukan apa pun,” ujar Pollack. (haninmazaya/arrahmah.com)