SANA’A (Arrahmah.com) – Kekuatan militer udara koalisi pendukung Presiden Yaman Abdu-Rabbu, pengusung Sunni, yang dipimpin Arab Saudi telah menggempur pemberontak Syi’ah Houtsi. Demikian dilaporkan EAA, Jum’at (26/3/2015).
Aliansi militer Arab telah memulai misi penyelamatan Yaman dari tangan pemberontak syiah Houtsi sejak Rabu lalu (25/3). Serangan udara telah dilancarkan untuk memukul posisi pemberontak Syi’ah Houtsi. Pemberontak yang didukung Iran ini telah menduduki ibukota Sana’a sejak September tahun lalu dan sempat menawan presiden Yaman, sebelum berhasil kabur ke Aden.
Beberapa negara mayoritas Muslim lainnya seperti Sudan, Maroko, Yordania, termasuk Pakistan serta Mesir turut bergabung dalam operasi bertajuk “Badai Penentuan” (Decisive Storm) ini. Demikian klaim Arab Saudi, sambil mengecualikan Oman.
Sementara sumber pejabat Amerika -dengan sarat anonimitas- mengatakan bahwa negaranya tidak akan melibatkan diri secara fisik dalam operasi gabungan negara Arab untuk menangkal hegemoni politik Syi’ah di Yaman. Menurutnya, AS hanya menjadi mitra koordinasi dan konsultasi militer, seperti intelijen dan data-data satelit.
“Kami dapat membantu logistik dan intelijen dan hal semacam itu, tapi tidak akan ada intervensi militer oleh AS,” ujar sumber tersebut sebagaimana dilaporkan CNN.
Momen serangan udara ini terjadi tak lama setelah keberhasilan pemberontak Houtsi merebut wilayah Aden dari militer Yaman. Houtsi juga menduduki bekas pangkalan udara Al-Anad yang digunakan oleh Amerika sebelum ditarik dari Yaman. Sehingga lokasi basis pemerintahan presiden Mansour Hadi sejauh ini tidak diketahui secara pasti, sebagaimana dilansir Risalah.
Aljazeera pun melansir bahwa terdapat 17 warga sipil terbunuh oleh rangkaian serangan semalam di kota Sana’a. Sementara serangan di wilayah Aden, termasuk pangkalan Al-Anad, menyebabkan 10 orang terbunuh. Namun jumlah ini diperkirakan dapat terus bertambah.
Serangan udara tersebut juga menewaskan 3 orang petinggi milisi Houtsi setempat, yaitu Abdel Khalik Al-Houtsi, Yousef al-Madani dan Youssel al-Fishi. Ketua Komite Revolusioner pemberontak Houtsi, Mohammed Ali al-Houtsi juga dikabarkan ikut terluka.
Houtsi sendiri memiliki berbagai persenjataan berat seperti misil atau roket dan pesawat-pesawat tempur yang sebelumnya sempat mereka operasionalkan untuk menyerang Aden. Saat ini, serangan udara aliansi Arab merupakan bentuk dukungan bagi militer Yaman di darat dan menguasi superioritas udara di kawasan itu.
“Operasi ini bertujuan untuk mencegah para pemberontak Houtsi dalam menggunakan bandara dan pesawat untuk menyerang Aden atau wilayah Yaman lainnya serta mencegah mereka menggunakan serangan roket,” papar Menlu Yaman, Riyadh Yaseen, seperti dilansir Reuters.
Menurut laporan Risalah, Jum’at (26), Perang Yaman ini dianggap sebagai “proxy war” atau perang kawasan yang menggunakan kekuatan lokal dukungan masing-masing, yaitu antara Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman melawan Syi’ah Iran yang membekingi Houtsi.
Sebelumnya, menlu Saudi menyebut keterlibatan Iran di balik aksi Houtsi sama saja dengan bentuk agresi atau telah menginjak-injak kedaulatan negara Yaman. Pada kesempatan ini, Arab Saudi sendiri dilaporkan akan menggunakan 100 buah pesawat tempur dan mengerahkan 150 ribu personel untuk operasi militer di Yaman. (adibahasan/arrahmah.com)