NABLUS (Arrahmah.id) — Penembakan yang menewaskan warga Palestina kembali terjadi. Seorang pria Palestina, yang menderita gangguan mental, meninggal empat hari setelah ditembak oleh tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan.
Hussein Qawariq (59), asal desa Awarta, ditembak tentara Israel pada Selasa pekan lalu di sebuah pos pemeriksaan di Huwara, dekat kota Nablus, Tepi Barat.
Qawariq dinyatakan meninggal pada hari Sabtu.
Militer Israel mengatakan kepada AFP (1/8/2022), bahwa para tentara melihat seorang tersangka mendekati mereka di sebuah pos militer.
“Dan awalnya menembak ke udara setelah tidak mendapat respons,” kata militer Israel.
“Tersangka terus mendekati tentara yang membalas dengan tembakan ke arahnya. Sebuah serangan diidentifikasi,” kata militer Israel.
Wali Kota Huwara Wajih Odeh mengatakan kepada AFP bahwa Qawariq “cacat mental”.
“Dia biasa mengumpulkan botol dan kaleng dari jalan dan meminta uang dari bisnis di daerah itu,” katanya.
Keluarga Qawariq juga mengatakan dia memiliki gangguan mental.
“Dia meninggal karena luka-lukanya di Rabin Medical Center di Israel,” kata pihak keluarga seperti dikutip kantor berita Palestina; WAFA.
Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki penembakan yang fatal itu.
Setidaknya 54 warga Palestina telah tewas sejak akhir Maret, sebagian besar di Tepi Barat. Mereka termasuk tersangka militan dan juga non-milisi, di antaranya jurnalis Shireen Abu Akleh, warga negara ganda Palestina-Amerika Serikat, yang meliput serangan Israel di Jenin. (hanoum/arrahmah.id)